Diduga Depresi, Pria Asal Desa Jombok Ditemukan Gantung Diri

Peristiwa

Malang, Harnasnews.com – Wajiono, 55, ditemukan tewas tergantung di pohon kebun kopi milik Panidi Dusun Sumbergondo Desa Waturejo Kecamatan Ngantang.

Diketahui, korban berasal dari, Dusun Krajan RT 006/ RW002, Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dan saat tergantung ditemukan seorang pria bernama, Poniran pekerja pencari madu, pada hari Rabu (16/9/2020).

Menurut informasi dari Poniran, penemuan korban pada saat mencari dirinya sedang mencari madu di kebun kopi milik warga ( Panidi ).

Kemudian, Saksi (Poniran) melihat orang yang tergantung, awalnya saksi tidak mengira korban sudah meninggal. Lalu, Saksi menanyakan.”Pak mau unduh/panen kopi”. terang Poniran.

Namun, korban diam saja, merasa curiga. Lalu, dilakukan pengecekan dan ternyata korban sudah meninggal dalam keadaan tergantung di pohon kopi dengan jaket yang sudah di tali pati.

Seketika itu juga, saksi melaporkan kejadian tersebut ke perangkat desa dan dilanjutkan melapor ke Polsek Ngantang.

Setelah mendapat laporan, tidak lama kemudian bebarapa anggota polsek menuju tempat kejadian perkara ( TKP ). Untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi korban serta mencari keterangan dari saksi disekitar lokasi kejadian.

Dari TKP, petugas mengamankan sebuah jaket sebagai barang bukti yang dipakai untuk gantung diri.

Menurut isu yang beredar, sebelum korban ditemukan tewas, Wajiono sempat dilaporkan menghilang, sekitar 4 hari yang lalu.”Bahkan pihak keluarga pun telah berupaya melakukan pencarian pada tempat biasanya dia bekerja. Namun, korban tidak ditemukan hingga menerima kabar kematiannya.

Agar jenazah korban bisa secepatnya dimakamkan, Pihak keluarga menolak rencana otopsi dari kepolisian.

Pihak keluarga meyakini, bahwa jenazah yang ditemukan tewas tergantung di kebun kopi itu adalah benar-benar Wajiono yang telah dilaporkan menghilang dari rumah sejak sekitar 4 hari lalu. Diduga ia sudah meninggal sejak beberapa hari sebelum ditemukan.

Keluarga korban juga menegaskan, tidak perlu dilakukan otopsi.”Alasannya, kami sudah bisa menerima kematian korban, dan ingin secepatnya di makamkan di desa kami,” kata salah satu anggota keluarga.

Menurut ketengan dari pihak keluarga,” sebelumnya, korban memang mengalami depresi. Lantaran, permasalahan dalam rumah tangga sejak beberapa bulan ini,” jelas anggota keluarga yang tidak mau disebutkan namanya. ( Teddy/Joko/Kri ).

Leave A Reply

Your email address will not be published.