Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Bali Terus Lakukan Pembinaan Kepada Nelayan Dimasa Pandemi

Nasional

BALI,Harnasnews.com – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali saat ditemui tim gatra dewata group, mengatakan bahwa ketahanan pangan selain beras juga bisa ditambahkan atau diperkuat dengan budidaya ikan air tawar.

Jenis konsumsi pangan ikan air tawar juga cukup baik bila dikembangkan di Bali.

I Ketut Purianta selaku kepala bidang (kabid) perikanan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali mengatakan bahwa ikan jenis lele bisa juga diternakkan secara sendiri, “Kita yang di rumah bisa memelihara ikan jenis lele ini, karena lele tempat hidupnya cukup mudah, bisa dengan bak juga bisa, lele jenis pangan yang bergizi tinggi juga untuk dikonsumsi,” terangnya pada awak Media, Kamis 03/09/20.

Ia juga memonitor bahwa nelayan binaan di masa pandemi covid-19 ini masih bisa dibilang tidak terlalu terdampak, “Nelayan binaan kita dilaut tidak terlalu terdampak dari sisi ekonomi karena kualitas ikan yang tadinya masuk ke hotel-hotel dengan kualitas baik bisa diserap pasar dengan harga cukup baik, ” ujarnya.

Ia juga menyinggung masalah bantuan kepada nelayan binaan, “Kita punya wewenangan di wilayah laut di Bali, sedangkan untuk ikan air tawar itu sudah kewenangan di kabupaten kota. Bantuan dari dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali juga sudah dialokasikan langsung melalui satgas Covid-19, “jelasnya.

Untuk wilayah sentra budidaya rumput laut, ia juga menceritakan bahwa saat ini di daerah tersebut seperti pasar malam, “iya betul sekarang orang-orang sudah kembali ke bidang budidaya rumput laut, di wilayah sentra budidaya rumput laut yang kemarin sepi sekarang sudah kaya pasar malam, rame sekali, ” tegasnya.

Ia menuturkan juga bahwa pabrik yang ada di nusa penida yang direkturnya langsung orang nusa penida juga yang kerjasama dengan orang asal India, sudah dapat mengolah rumput laut basah, “Dulu yang tadinya misal petani panen rumput laut basah 10kg dijemur dulu lalu susut menjadi 1 kg kering lalu itu dibentuk chips, sekarang pabrik sudah bisa menerima langsung basah di press lalu airnya ini yang dikirim juga bisa yang digunakan untuk pupuk, ” cerita Ketut Purianta.

Pabriknya ada di buleleng saat ini, mungkin kedepan akan dibuat mininya yang bisa ditempatkan di Nusa Penida. Sentra rumput laut fokus di Nusa Penida, ada juga di serangan, buleleng , ” ujarnya yang mengatakan karangasem secara topografinya kurang cocok walau bisa digunakan menggunakan metode long line.

Metode Long Line adalah Metode ini memanfaatkan tali sepanjang 50 – 100 m yang dibentangkan pada permukaan air. Kedua sisinya dilengkapi dengan jangkar dan juga pelampung besar. Jarak pelampung yang disarankan adalah setiap 25 cm, dan usahakan memakai pelampung dari drum plastik.

“Wilayah khusus karangasem mungkin cocok menggunakan budidaya metode long line, ” tutupnya pada awak media.(VIDI)

Leave A Reply

Your email address will not be published.