Mahasiswa, Demokrasi, Dan  Gerakan  Sosial

Oleh : Sendi Akramullah, Sekretaris Jenderal FKPPMS Sekaligus Ketua Bidang Penelitian dan Pengkajian SINERGI NTB

NTB,Harnasnews.com – Mahasiswa merupakan komponen masyarakat kelas menengah. Yang membedakan mereka dengan masyarakat awam yakni mereka adalah kelompok masyarakat berpendidikan dan sehari-harinya bergelut dengan pencarian kebenaran dalam kampus melihat kenyataan yang berbeda dalam kehidupan nasionalnya.

Kegelisahan kalangan mahasiswa ini kemudian teraktualisasikan dalam aksi-aksi protes yang kemudian mendorong perubahan yang reformatif dalam sistem politik di Indonesia.

Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektual yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayaan dan bersama, mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.

Kesucian Gerakan Mahasiswa

Gerakan mahasiswa merupakan bagian dari gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk memajukan atau melawan perubahan dalam sebuah masyarakat atau kelompok. banyaknya tantangan yang dihadapi oleh gerakan mahasiswa membuat mahasiswa maupun pemuda terus bergerak dalam upaya menemukan jalan terang bagi demokrasi di era reformasi.

Jika kita merefleksikan gerakan pemuda dan mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak sosial kemasyarakatan dari zaman orde baru, yang sampai pada tumbangnya rezim Soeharto, bukan sebuah hal yang dianggap sebatas guyonan belaka.

Meskipun demikian mahasiswa maupun pemuda memiliki PR besar yang harus dituntaskan di era yang penuh kebohongan ini. Ditengah kerasnya arus perubahan, Indonesia mengalami “Krisis Kepemimpinan”,

Sebenarnya sebagai negara demokrasi hal ini tidak perlu terjadi, karena dalam negara demokrasi pemimpin itu diciptakan melalui regenarsi baru muncul dan berperan. Tetapi di Indonesia ini tidak terjadi dengan baik, karena kaum tua senang mendominasi kekuasaan dengan gaya main kuasa, merasa paling benar sendiri.

Mahasiswa maupun pemuda harus mampu menjadikan sejarah sebagai pedoman dalam melancarkan aksi gerakan. Artinya belajar dari sejarah bukan hanya belajar dari segala yang baik-baik saja, tetapi hakekat belajar sejarah adalah belajar juga dari kesalahan di masa lalu agar kesalahan itu tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Rasa curiga dan mencurigai antar kelompok yang bertikai akan benar-benar dapat teratasi sebagai sesama anak bangsa.

Kalau itu tercapai maka berbagai kelompok dapat bersatu dalam menyongsong masa depan Indonesia seperti yang dicita-citakan bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Kaum muda yang sudah terdidik jangan menjauh dari rakyat dan mengabdikan diri pada negara-negara kaya, tetapi pemuda harus bersatu dengan rakyat, memberikan penerangan kepada rakyat.

Kaum muda jangan hanya terjun ke masyarakat pada waktu melakukan KKN saja, tetapi karena merasa senasib sepenanggungan dengan rakyat. Karena mahasiswa dan pemuda adalah bagian dari rakyat.

Ciri khas gerakan mahasiswa adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya. Gerakan moral ini diakui pula oleh Arief Budiman yang menilai sebenarnya sikap moral mahasiswa lahir dari karakteristiknya mereka sendiri.

Mahasiswa, sering menekankan peranannya sebagai “kekuatan moral” dan bukannya “kekuatan politik”. Aksi protes yang dilancarkan mahasiswa berupa demonstrasi di jalan dinilai juga sebagai sebuah kekuatan moral karena mahasiswa bertindak tidak seperti organisasi sosial politik yang memiliki kepentingan praktis.

Sependapat dengan Arief Budiman, Arbi Sanit menyatakan komitmen mahasiswa yang masih murni terhadap moral berdasarkan pergulatan keseharian mereka dalam mencari dan menemukan kebenaran lewat ilmu pengetahuan yang digeluti adalah sadar politik mahasiswa. Karena itu politik mahasiswa digolongkan sebagai kekuatan moral.

Kemurnian sikap dan tingkah laku mahasiswa menyebabkan mereka dikategorikan sebagai kekuatan moral, yang dengan sendirinya memerankan politik moral. Peran mahasiswa sebagai gerakan moral dan gerakan massa untuk mendorong reformasi politik adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai kaum intelektual.

Maka dari itu jangan ragukan kesucian gerakan mahasiswa, karena tidak ada pikiran lain di otak mahasiswa selain bagaimana membebaskan masyarakat Indonesia dari jurang keterpurukan. Jika para elit politik berfikir bahwa pergerakan mahasiswa ditunggangi kepentingan tertentu itu adalah kebenaran, karena gerakan mahasiswa dipacu oleh “Kepentingan Moral” itu sendiri.

Gerakan Mahasiswa : Dimensi Perubahan Sosial

Di Indonesia, status mahasiswa dan perannya sangat penting sebagai salah satu pelaku perubahan. Dengan begitu kompleksnya lingkaran kekuasaan, membuat masyarakat merasa bahwa gerakan-gerakan untuk menuntut perubahan perlu dilakukan, dengan keberadaan mahasiswa tentunya mampu memberikan jalan tersendiri bagi terbentuknya masyarakat adil dan makmur seperti yang diharapkan.

Meskipun mahasiswa bukan merupakan elemen satu-satunya dalam menjemput perubahan, akan tetapi kerap kali mahasiswa hadir sebagai pengetuk pintu bagi kevakuman perlawanan terhadap penguasa, setelah itu, yang menjadi penentu dari gerakan perlawanan tersebut diserahkan kepada elemen masyarakat lain.

Karena memang gerakan mahasiswa dilandasi atas perjuangan moral meskipun wilayah perlawanannya berada pada wilayah politik. Moralitas inilah yang kemudian dapat mencapai reformasi di Indonesia. Dengan cita-cita reformasi, gerakan mahasiswa memberikan andil yang luar biasa agar tercapai harapan masyarakat yang demokratis.

Gerakan mahasiswa hari mendapat sebuah tantangan besar yakni menghadapi implikasi dari proses globalisasi ekonomi, politik dan budaya yang berasal dari Negara-negara maju. Untuk menjawab tantanangan tersebut mahasiswa harus mampu menggali dan menemukan kembali cita-cita bangsa secara bersama-sama.

Gagasan dan ide yang lahir nantinya harus mampu menjawab kepentingan rakyat seutuhnya sesuai dengan amat pancasila. Selain itu, gerakan mahasiswa harus mampu menciptakan formulasi baru yang merupakan penyatuan antara aksi massa dan aksi intelektual.

Sehingga gerakan mahasiswa tidak hanya berbicara kesalahan struktural penguasa namun juga membangun opini public sebagai upaya penyadaran terhadap masyarakat atas kondisi bangsa saat ini.

Mahasiswa juga perlu membangun sebuah kekuatan yang terorganisir. Gerakan mahasiswa tidak boleh bersifat ke-aku-akuan, akan tetapi gerakan mahasiswa harus terlepas dari jeratan-jeratan ideologi organisasi ataupun kelompok masing-masing.

Harus ada satu tujuan yang mampu mengikat dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi dan keadilan. Gerakan mahasiswa juga harus terintegrasi dengan gerakan-gerakan buruh, petani dan lain sebagainya dalam upaya menciptakan sebuah gerakan moral yang sulit dipecahkan oleh rezim Penguasa.

Meng-Eja Kembali Pancasila

Pancasila sebagai ideologi bangsa tentunya harus tetap tertanam dalam sanubari setiap penduduk bangsa tak terkecuali pemuda dan mahasiswa. Untuk mencapai keadilan dan kemakmuran bersama maka pancasila harus berada dalam satu tarikan nafas generasi muda Indonesia.

Apabila nilai-nilai pancasila teraktualisasi dengan baik maka layaknya “dahaga yang hilang ketika bertemu air” artinya segala bentuk kekacauan dalam sistem demokrasi akan mampu terejawantahkan. Karena untuk membentuk karakter sebuah bangsa harus kembali kepada bangsa itu sendiri, bukan malah membawa budaya baru untuk melenyapkan peradaban lama.(Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.