Peduli Pengungsi Muslim Pras Relokasi ke Kalideres

Pras ditengah pemindahan pengungsi di Jalan Kebon Sirih, Jakpus.

JAKARTA,Harnasnews.com – Ratusan pencari suaka Kebon Sirih di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat direlokasi ke bekas gedung Kodim di Kalideres, Jakarta Barat. Rencana sebelumnya dipindahkan ke Islamic Centre dibatalkan.

Hal tersebut dilakukan setelah diadakan pertemuan antara Kemenlu dengan UNHCR beberapa hari sebelumnya.

Ratusan pengungsi tersebut diangkut menggunakan enam bus TransJakarta.

“Tadinya kita mau (pindah) ke Islamic Center, tapi karena (jumlah pengungsi) makin lama makin banyak maka kita tempatkan di eks Kodim Jakarta Barat,” kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat ditemui di lokasi, Kamis (11/7).

Dia juga menjelaskan pemda (pemerintah daerah) hanya sebatas memberikan makanan dan minum selama sepekan termasuk tempat penampungan. Untuk selanjutnya, kebutuhan para pengungsi merupakan tanggung jawab UNHCR.

“Kita yang tidak terlibat akhirnya melibatkan diri cuma karena kemanusiaan. Saya minta kepada UNHCR harus punya solusi yang konkret,” ujarnya.

Di lokasi sama Walikota Jakarta Pusat Bayu Megantara mengatakan, Pemda hanya sebatas membantu merelokasi para pencari suaka ke tempat yang sudah disepakati Kemenlu dan UNHCR. Untuk bantuan makanan, kesehatan dan lainnya akan ditangani langsung oleh UNHCR.

“Kita cuma sebatas bantu para pencari suaka ke tempat penampungan baru. Soal lainnya akan ditangani UNHCR,” lata Bayu

Bayu melanjutkan untuk mencegah para pencari suaka kembali tinggal di trotoar di Jalan Kebon Sirih, pihaknya akan menempatkan petugas Satpol PP. “Kita akan tempatkan puluhan personil dari Satpol PP untuk menjaga jalan di depan Menara Ravindo. Agar lokasi tersebut steril dari para pengungsi,” kata Bayu.

Bayu mengatakan pihaknya masih menginventarisir kerusakan taman akibat adanya keberadaan para pengungsi di lokasi tersebut. Namun Bayu memastikan kerusakannya hanya berupa tanaman yang tergolong jenis mudah tumbuh kembali. “Tanaman di sekitar para pengungsi tinggal kebanyakan jenisnya balung. Itu kalau kepotong bisa tumbuh kembali. Jadi keberadaan pengungsi tidak terlalu berdampak besar pada lingkungan,” ujar Bayu.

Sebagai informasi, ratusan pencari suaka berasal dari berbagai negara konflik yaitu Afganistan, Sudan dan Somalia. Mereka tinggal di depan Menara Ravindo, yang merupakan lokasi kantor UNHCR. Mereka rela tinggal menggunakan tenda untuk menunggu izin pindah ke negara lain. Tujuannya adalah negara-negara maju seperti Kanada, Australia dan New Zealand. (Sof)

Leave A Reply

Your email address will not be published.