Pelaksana : Pembangunan Jalan Samota II Tidak Gagal Konstruksi

SUMBAWA,Harnasnews.com – Pelaksana Proyek Edi Sudarmin membantah dugaan dari dua LSM yang mengatakan bahwa pembangunan jembatan Samota II gagal konstruksi. Ditemui dilokasi proyek Edi Sudarmin dengan tegas membantah jika proyek jembatan samota II gagal konsruksi.

“Silakan di cek. Bahwa tudingan yang disampaikan oleh teman – teman itu tidaklah benar, “ungkap daeng baso sapaan akrabnya kepada sejumlah media dilokasi pembangunan (22/10/2019),kemarin.

Menurutnya, bahwa pengerjaan proyek jembatan samota II tersebut dimulai Maret dan akan berakhir pada akhir November. Namun, pihaknya tidak langsung bekerja pada awalnya, sebab ada persoalan tanah. Jadi, proses penyelesaian persoalan itu hampir satu bulan.

Lanjutnya, setelah itu kemudian dilakukan tes pemasangan tiang pancang. Hal ini berlangsung selama sebulan. Setelah itu dilakukan pemindahan tiang listrik. Saat hendak dipindahkan, ada ujian nasional. Jadi sempat tertunda.

“hingga saat bekerja kami efektif kita sekitar lima bulan lalu,” terang Daeng Baso, tandasnya.

Dijelaskannya, bahwa saat ini progres pembangunannya sekitar 85 persen. Tinggal pengecoran plat jembatan bentang satu, under pass dan pengaspalan. Proses pengecoran diupayakan selesai dalam bulan ini. Awal November direncanakan proses pengaspalan. Terakhir dilakukan pengecatan dan pemasangan tiang lampu,”terangnya.

Sambungnya, bentuk jembatannya identik dengan jembatan SAMOTA yang pertama. Hanya saja ketinggiannya berbeda. Jembatan SAMOTA Dua ini panjang bentangannya 81,6 meter.

Mengenai adanya tudingan dari LSM yang menyatakan gagal konstruksi, tidak bisa langsung disimpulkan seperti itu. Sebab, tidak ada bangunan utama yang mengalami keretakan. Dia juga mengaku tidak mengerti bangunan mana yang retak.

Saat pengecoran, triplek penahan coran beton mungkin tidak simetris. Sehingga ada seperti garis pada abodement atau penyangga balok jembatan. Jadi mungkin hal ini yang dianggap retak. Namun, sebenarnya tidak terjadi keretakan.

Mengenai sayap jembatan, memang ada keretakan. Sebab, terjadi pergeseran tanah urug saat dikeraskan untuk mendapatkan simetris bangunan. Tanah urugan ini harus diproteksi dengan pasangan batu. Jika tidak, maka tanah tersebut tidak bisa terbentuk sesuai kemiringan talud sayap. Karena itu, keretakan pada pasangan batu itu langsung diperbaiki.

Diungkapkan, ada garansi pada jembatan itu selama enam bulan. Namun dia berani memberikan garansi selama 12 bulan. Jadi, dia membantah bahwa telah terjadi gagal konstruksi.

Saat pembangunan, para pekerjanya terus bekerja hingga pukul 24.00 Wita. Lembur ini sudah dilakukan selama tiga bulan. Mengenai pekerja yang dinilai tidak dilengkapi peralatan keamanan, itu tidak benar. Sebab, semua pekerja dibekali alat keamanan kerja. Kebetulan, saat LSM itu datang, para pekerja sedang beristirahat. Jadi para pekerja dilihat tanpa menggunakan kelengkapan keamanan kerja.

Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sangat menerima adanya kritikan. Sebab, itu merupakan masukan bagi pihaknya untuk bekerja lebih berhati-hati.

Ditempat yang sama juga Pelaksana Lapangan, Hamzah Makasau menambahkan, mengenai pasangan batu sayap jembatan, tanahnya adalah tanah baru. Jadi harus diproteksi. Otomatis dengan tanah yang labil, dibarengi dengan dilakukan pasangan batu, pasti ada keretakan. Jadi langsung diperbaiki. Pelaksanaannya juga tetap dipantau oleh pengawas yang ada di lapangan,”katanya.

Seperti diketahui bahwa dua lsm melakukan aksi massa di depan kantor UPT Balai Satker Jalan Nasional Pulau Sumbawa. Kedua LSM tersebut menuding jika pembangunan jembatan samota II gagal konstruksi dan juga tidak memperkerjakan tenaga dari Sumbawa, “katanya (Hermansyah)

Leave A Reply

Your email address will not be published.