Kemensos Siapkan Tim Psikososial Bantu Korban Pengeboman Gereja di Surabaya

Harry mengatakan membagikan atau mengirimkan foto kerusakan dan korban adalah tindakan yang justru akan menyenangkan teroris.

“Mari berempati terhadap korban. Hentikan penyebaran foto korban dan kerusakan yang mengerikan. Foto-foto itu adalah wujud teror dan provokasi. Menyebarkan foto seperti itu merupakan tujuan dari teroris. Kita tidak mau menjadi alat dari tujuan teroris,” tegasnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap buka mata dan telinga, jaga kejernihan pikiran dan satu dalam doa. Selalu melakukan cek dan ricek informasi yang beredar agar tidak menambah ketakutan, kecemasan* pada korban dan keluarganya.

“Kita bersama melawan teror,” tegas Harry.

Seperti diketahui hari ini pengeboman terjadi tiga lokasi Gereja di Surabaya, Jawa Timur. Hingga Minggu sekira pukul 18.00 WIB, berdasarkan data Kepolisian, tercatat 13 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka.

Pengeboman terjadi di tiga gereja di Surabaya yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Gereja GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja GPPS di Jalan Arjuna.

*Tim Kemensos*
Tim Layanan Dukungan Psikososial adalah tim terlatih dan memiliki kompetensi khusus yang mendukung perkembangan psikososial korban bencana.

Tujuan Layanan Dukungan Psikososial adalah meningkatkan kesejahteraan psikososial bagi korban bencana. Sejahtera dapat diasosiasikan dengan rasa telah memiliki semua yang dibutuhkan, sempurna, menikmati hidup, berhasil mengatasi tantangan, memiliki daya tahan, dll.

Program psikososial biasanya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Perlindungan.

Sementara TAGANA adalah relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Dalam melaksanakan tugasnya, satu jam setelah bencana TAGANA harus berada di lokasi bencana.

TAGANA merupakan salah satu potensi sumber kesejahteraan sosial yang sangat dirasakan kontribusinya dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial khususnya dalam konteks penanggulangan bencana sejak dibentuk pada Tahun 2004.

Saat ini jumlah personil TAGANA sebanyak 37.817 orang dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Tenaga Pelopor Perdamaian merupakan relawan terlatih yang diharapkan menjadi agen-agen perdamaian yang mampu mendeteksi dan mengelola berbagai persoalan sosial di masyarakat khususnya dalam pencegahan konflik sosial.

Kompetensi utama Tenaga Pelopor Perdamaian adalah deteksi dan cegah dini terhadap potensi konflik sosial di masyarakat.(Red/Dar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.