Kunker ke Ceko dan Jerman, Menperin Fokuskan Industri 4.0 dan Investasi

Kunjungan Kerja

“Riset terhadap biofuel ini harus dilakukan, karena Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kita juga punya rumput laut. Keduanya sedang dilakukan riset, dan pemerintah siap memberikan insentif,” paparnya.

Di samping itu, salah satu dari 10 langkah prioritas nasional di dalam Making Indonesia 4.0, pemerintah berupaya menarik minat investasi asing di Tanah Air. Upaya ini dapat mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal.

“Untuk mening¬katkan investasi, Indonesia akan secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, dengan memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik untuk berkolaborasi dengan industri nasional,” jelas Menperin.

Dalam kunjungan kerjanya di Ceko, Airlangga didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) I Gusti Putu Suryawirawan beserta delegasi mengagendakan pertemuan dengan pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Ceko. Selain itu, dijadwalkan pula pertemuan bisnis dengan para pelaku usaha di Ceko.

“Di Jerman, selain ke Fraunhofer, kami juga akan melakukan pertemuan dengan Menteri Perekonomian Jerman dan beberapa pihak perusahaan di sana seperti Siemens. Jadi, kami akan terus dorong beberapa perusahaan Jerman untuk investasi baru atau meningkatkan kapasitas produksinya bagi yang sudah ada di Indonesia,” pungkasnya.

Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia. Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai USD499,5 ribu untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.

Sementara itu, sepanjang 2010-2015, nilai keseluruhan investasi Jerman di Indonesia mencapai USD552 juta dengan 547 proyek yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 38.382 orang. Sedangkan, pada 2017, nilai investasi Jerman di Indonesia untuk sektor manufaktur sebesar USD79,3 juta dengan total 108 proyek, naik dibanding capaian investasi tahun sebelumnya sebesar USD58,5 juta dengan 59 proyek. Proyek investasi Jerman tersebut didominasi oleh sektor industri baja dan mesin, kimia dan farmasi, serta otomotif.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.