
SAMPANG,Harnasnews – Pemerintah Kabupaten Sampang bersama Politeknik Negeri Madura (Poltera) dan Komunitas Muda Madura (KAMURA) menggelar Seminar sekaligus Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Strategi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tembakau dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya serta Pengolahan Tembakau.
Kegiatan ini dihadiri berbagai unsur strategis, mulai dari pejabat pemerintah, akademisi, pemuda, hingga asosiasi petani dan pengusaha tembakau se-Madura.
Acara yang berlangsung khidmat tersebut dibuka dengan sambutan Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, yang menegaskan bahwa tembakau bukan sekadar tanaman ekonomi, tetapi identitas budaya dan sumber hidup bagi masyarakat Madura.
“Tembakau adalah napas ekonomi Madura. Selama bertahun-tahun ia sering dipandang sebagai persoalan, padahal justru menyimpan potensi besar untuk memberi nilai tambah ekonomi dan membuka lapangan kerja,” tegas Bupati.
Dalam paparannya, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi juga menyinggung tantangan berat yang dihadapi petani tembakau, termasuk penurunan drastis luas tanam akibat perubahan iklim. Pada 2025, luas tanam tembakau di Sampang hanya 3.780 hektare, turun 57% dibanding 2024.
“Curah hujan tinggi membuat kualitas turun dan harga melemah. Ini berdampak langsung pada petani. Karena itu, kita harus menemukan solusi konkret untuk memitigasi dampak cuaca,” ujarnya.
Bupati menegaskan bahwa gagasan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tembakau Madura merupakan langkah visioner untuk menata ulang ekosistem pertembakauan dari hulu hingga hilir.
“KEK bukan hanya kawasan industri. Ini tentang membangun industri tembakau yang modern, efisien, ramah lingkungan, dan tetap berakar pada kearifan lokal,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi multipihak, termasuk dengan perguruan tinggi yang memiliki kapasitas teknologi dan riset kuat.
“Perguruan tinggi seperti Poltera memiliki keunggulan strategis mulai dari teknologi tepat guna, teknik mesin, agroindustri, hingga rekayasa proses. Semua potensi ini harus bersinergi untuk modernisasi tembakau Madura,” tambahnya.
Di akhir sambutan, Bupati menegaskan optimisme bahwa konsep KEK Tembakau akan menjadi motor penggerak ekonomi Madura.
“Mari jadikan tembakau bukan sekadar komoditas tradisional, tetapi motor transformasi ekonomi Madura. Dengan sinergi semua pihak, KEK Tembakau bukan hanya mimpi, tetapi agenda besar untuk kesejahteraan petani dan kemajuan daerah,” tutup Bupati Junaidi.
Sementara itu, Direktur Poltera Laily Ulfiyah, S.T., M.T. mengatakan KEK Tembakau Harus Didukung Riset dan Inovasi. Pihaknya menegaskan bahwa Poltera siap menjadi motor inovasi dalam penguatan sektor tembakau.
“Poltera berdiri sebagai kampus vokasi yang fokus pada teknologi terapan. Kami siap memberikan dukungan penelitian, inovasi alat, hingga pengembangan proses pengolahan tembakau agar lebih efisien dan bernilai tinggi,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa KEK Tembakau Madura hanya bisa berhasil jika fondasinya kuat pada aspek akademik dan riset yang berkelanjutan.
“Kita bicara tentang industri masa depan. Petani harus didukung teknologi, industri harus didukung inovasi, dan semua ini tidak bisa berjalan tanpa kolaborasi,” ujarnya.
FGD ini menjadi momentum awal untuk menyelaraskan visi antara pemda, akademisi, komunitas muda, asosiasi petani, dan pelaku industri. Kehadiran Komisi XI DPR RI, pimpinan OPD, tokoh agama, serta organisasi pemuda turut memperkuat arah strategis yang ingin dicapai.(As’ari)
