
Aceh Utara, Harnasnews — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja ke Desa Geudumbak, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (30/12/2025), untuk meninjau langsung dampak banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada 26 November 2025 lalu.
Dalam peninjauan lapangan tersebut, Mendagri didampingi Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh Utara.
Di lokasi terdampak, Tito Karnavian melihat langsung tumpukan gelondongan kayu yang terbawa arus banjir bandang dan menumpuk di kawasan sungai mati Desa Geudumbak. Menurutnya, kondisi kerusakan di lapangan sangat memprihatinkan.
“Kita bisa melihat langsung ketinggian air saat banjir mencapai atap rumah warga. Selain itu, terdapat saluran irigasi yang jebol akibat derasnya arus,” ujar Tito Karnavian kepada wartawan.
Terkait banyaknya tumpukan kayu di area sungai mati, Mendagri menegaskan bahwa pemerintah belum dapat memastikan penyebabnya berasal dari aktivitas ilegal.
“Sungai yang sebelumnya disebut sungai mati ini sekarang dipenuhi kayu. Ada pohon besar hingga kecil yang tercabut sampai ke akar. Saya tidak ingin langsung menyimpulkan ini akibat pembalakan liar. Fakta di lapangan menunjukkan derasnya debit air yang luar biasa,” jelasnya.
Mendagri juga menegaskan bahwa pemerintah pusat telah hadir melalui BNPB dalam penanganan bencana, mulai dari tanggap darurat hingga tahap pemulihan. Sejumlah tenda pengungsian telah didirikan dan aktivitas ekonomi masyarakat mulai berangsur pulih.
“Warung-warung sudah mulai dibuka. Saat ini kita memasuki fase pemulihan. Mudah-mudahan tidak ada hujan lebat lagi agar proses pemulihan berjalan optimal,” tambah Tito.
Sementara itu, Tenaga Ahli BNPB Brigjen TNI Asep Dedi Darmadi menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan dibangun hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak. BNPB juga telah melakukan pendataan kerusakan rumah, baik kategori rusak ringan maupun rusak sedang.
Mendagri memastikan, bantuan stimulan akan diberikan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil melaporkan kepada Mendagri terkait jebolnya Bendungan Daerah Irigasi (DI) Jambo Aye, yang selama ini mengairi lahan pertanian di 10 kecamatan, terdiri dari tujuh kecamatan di Aceh Utara dan tiga kecamatan di Aceh Timur.
Menurut Bupati, jika bendungan tersebut tidak segera diperbaiki, maka ancaman serius terhadap ketahanan pangan masyarakat tidak dapat dihindari.
“Sekitar 14 ribu hektare sawah saat ini masih tergenang banjir. Jika bendungan ini tidak segera ditangani, potensi krisis pangan bahkan kelaparan bisa terjadi di 10 kecamatan,” ungkapnya.
Selain itu, Bupati juga merinci bahwa terdapat sekitar 65 unit infrastruktur jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan membutuhkan penanganan segera dari pemerintah pusat dan daerah. (Zulmalik)
