
*Quick win 6: Layanan Kesehatan Semakin Prima*
Pemkab Bojonegoro telah memiliki Pusat Layanan Jantung Terpadu di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo. Bupati Setyo Wahono telah meresmikan Pusat Layanan ini pada Jumat (23/5/2025). Langkah ini sangat strategis untuk meningkatkan kelas RSUD menjadi tipe A.
“Peresmian ini bukan soal gedung baru, tapi bukti bahwa pelayanan kesehatan di Bojonegoro sedang kita naikkan kelas. Warga tak perlu jauh-jauh ke kota besar untuk layanan jantung berkualitas,” tegas Bupati Wahono dalam sambutannya.
Tak hanya sarana dan prasarana, Pemkab Bojonegoro juga membuat terobosan dalam pemberantasan penyakit TBC. Yakni, tenaga Kesehatan jemput bola ke rumah pasien untuk mengobati pasien.
Selain itu, berbagai aplikasi dibuat untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan dengan mudah.
Ini berkaitan dengan digitalisasi layanan Kesehatan. Diantaranya SATELIT (Saluran Telemedicine Puskesmas Terintegrasi) yang dilaksanakan di 35 Puskesmas se-Kabupaten Bojonegoro.
Kedua adalah Program WASIAT (WhatsApp Integrasi Antrian Online Rumah Sakit) di mana masyarakat dapat mengakses pendaftaran layanan di 4 (empat) RSUD melalui satu nomor whatsApp yaitu 0821 600 500 66. Ketiga adalah Program Integrasi Layanan PSC 119 dengan BPBD dan DAMKAR. Dan keempat adalah Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi seluruh masyarakat.
*Quick win 7: Lingkungan Bersih dan Hijau*
Saat memberi paparan pada acara di Kecamatan Balen, Rabu (28/5/2025), Wakil Bupati Nurul Azizah menjelaskan komitmen Pemkab untuk mewujudkan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi 20%.
Salah satunya dilakukan dengan menginisiasi hutan kota di Kelurahan Ledok Kulon. Sebelumnya, Pemkab Bojonegoro juga telah mengkampanyekan gerakan menanam pohon untuk mewujudkan Bojonegoro yang bersih dan hijau.
Selain itu, Pemkab juga telah menginstruksikan kepala desa untuk membuat bank sampah. Wabup Nurul menjelaskan, program itu bernama SDSB.
“SDSB ini adalah Satu Desa Satu Bank Sampah,” tegas Wabup.
*Quick win 8: Tata Kelola Pemerintahan yang Adil dan Inklusif*
Dalam kaitan ini, Bojonegoro telah mengangkat 4.001 honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Ini terbanyak se Indonesia. Honorer yang awalnya tenaga harian lepas, semuanya telah menjadi PPPK,” tegas Wakil Bupati Nurul Azizah.
Dalam Sistem Organisisasi dan Tata Kelola (SOTK), Pemkab juga terus melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan melihat perkembangan.
Beberapa SOTK telah disiapkan diantaranya SOTK Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SOTK Badan Perencanaan Pembangaunan Daerah (Bappeda), dan SOTK Dinas Pendidikan.
Sementara itu, meski dalam 8 qucik win tidak ada bidang infrastruktur secara spesifik, namun bukan berarti Pemkab Bojonegoro tidak melakukan pembangungan infrastruktur.
Ruas jalan yang menjadi kewenangan kabupaten sepanjang kurang lebih 1.046 kilometer, saat ini telah tercapai 93 persen dalam kondisi mantab.
Sisanya akan dibangun pada 2025 dan 2026. Pemkab juga terus berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional untuk melakukan perbaikan di ruas jalan nasional yang rusak.
Sedang untuk pembangunan jalan di 419 desa, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro turut serta dalam pelaksanaan kegiatannya melalui program BKKD (Bantuan Keuangan Khusus Desa).
Hal tersebut dalam rangka untuk memastikan konektifitas antar wilayah semakin cepat terwujud.
*Kebersamaan Jadi Fondasi*
Pada Rabu (28/5/2025), Bupati dan Wakil Bupati kompak mengenakan baju biru muda, baju yang menjadi saksi semangat kampanye mereka dulu.
Sebuah simbol bahwa langkah-langkah besar yang kini diraih adalah buah dari mimpi bersama yang terus tumbuh.
“Saya dengan Bu Wabup sengaja memakai baju ini, karena baju ini adalah baju yang kami pakai saat kampanye dulu,” tutur Mas Wahono di hadapan para ASN dan masyarakat.
Pesan ini begitu jelas, perjalanan membangun Bojonegoro bukan hanya sekadar janji politik, melainkan janji hati untuk hadir dan mendengar.
Janji untuk merangkul setiap warga dari desa hingga kota untuk ikut serta menenun masa depan yang lebih baik. Kebersamaan bukan hanya kata, melainkan napas yang terus hidup dalam setiap langkah pembangunan.
Dalam 100 hari pertama ini, telah lahir kepercayaan baru, trust yang memupuk keyakinan antara pemimpin dan rakyat.
Tumbuh pula harapan, hope yang kini memancar di setiap sudut Bojonegoro, mulai dari petani yang lebih sejahtera, anak-anak yang semakin dekat dengan pendidikan berkualitas, hingga keluarga yang merasa lebih tenang karena layanan kesehatan semakin prima.
Lebih dari itu, coalition building menjadi pondasi yang kian kuat. Pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil merangkai koalisi yang saling mendukung.
Gotong royong menjadi roh pembangunan. Perbedaan latar belakang disatukan oleh satu tujuan mewujudkan Bojonegoro yang lebih maju dan bermartabat.
Koalisi inilah yang memastikan setiap program bukan hanya retorika, tetapi benar-benar menjawab kebutuhan rakyat.
Dari trust, hope, dan coalition building lahir optimisme yang menuntun langkah kita ke depan. Optimisme bahwa setiap tantangan yang menghadang, akan kita atasi bersama.
Optimisme bahwa mimpi Bojonegoro Bahagia, Makmur dan Membanggakan bukan hanya kata, tetapi keyakinan yang semakin nyata.
Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah mengajak seluruh masyarakat Bojonegoro untuk terus bergandengan tangan, menjaga semangat, dan melangkah maju.
Karena Bojonegoro bukan hanya soal pemerintah, tetapi tentang kita semua, tentang setiap hati yang percaya bahwa Bojonegoro yang kita cintai ini, sedang dan akan selalu menjadi rumah bagi mimpi-mimpi besar yang kita wujudkan bersama. (SH)