Puskesmas Baktiya Barat Perkuat Peran Petugas Kesehatan dan Kader Posyandu: Dorong Gerakan “Aceh Utara Bangkit”

Aceh Utara, Harnasnews – Dalam upaya meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat, Kepala Puskesmas Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara, Berkomitmen segera menjalin koordinasi internal guna Penguatan Peran Petugas Kesehatan dan Optimalisasi Posyandu di Wilayah Kerjanya.

Kepala Puskesmas Baktiya Barat, Rosdiana, S.Km., M.Km, saat ditemui oleh wartawan di ruang kerjanya, dia mengatakan bahwa pentingnya perubahan pola kerja tenaga kesehatan agar lebih proaktif dan tanggap terhadap situasi di lapangan.

“Kita tidak bisa hanya duduk menunggu masalah datang. Petugas harus menjemput bola, turun langsung ke posyandu dan ke masyarakat untuk melihat kondisi nyata di desa,” ujarnya. Senin, (20/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa setiap kegiatan posyandu harus melibatkan tim lintas program, terdiri dari bidan desa, petugas promosi kesehatan (Promkes), petugas gizi, tenaga kesehatan lingkungan, serta petugas dari PTN.

Setiap kegiatan wajib diiringi dengan edukasi singkat minimal lima menit, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di masing-masing desa. Rosdiana juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas kader posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa.

Ia meminta agar kader secara rutin diberikan edukasi terkait buku KIA (buku pink), yang memuat informasi penting tentang kesehatan ibu dan anak.
“Petugas wajib paham isi buku KIA. Buku itu sangat lengkap, dan harus dijadikan panduan saat memberikan edukasi kepada ibu hamil maupun balita,” tegasnya.

Menurutnya, selama ini banyak kader yang belum memahami isi buku tersebut secara mendalam. Karena itu, Puskesmas akan menjadikan pembinaan kader dan pemantapan literasi kesehatan masyarakat sebagai fokus utama dalam program kerja ke depan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Puskesmas juga menegaskan bahwa fungsi posyandu bukan hanya untuk pelayanan rutin, tetapi juga menjadi bagian penting dalam sistem rujukan kesehatan.
Apabila ditemukan kasus gizi buruk atau penurunan berat badan anak, kader wajib membuat surat rujukan ke Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

“Setiap kasus harus segera ditindaklanjuti. Jika perlu, kita akan libatkan dokter untuk menentukan langkah medis berikutnya,” kata Rosdiana.

Puskesmas Baktiya Barat juga menyoroti pelaksanaan Program Makanan Tambahan (PMT) di desa-desa. Mendorong makanan PMT olahan, dan tidak membenarkan untuk pembagian makan instan untuk dibagikan kepada peserta posyandu di desa kecamatan Itu. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar desa sudah menyiapkan PMT untuk balita dan ibu hamil melalui dana desa.

Rosdiana menjelaskan, PMT terbagi dalam dua kategori: PMT Pemantapan, untuk kegiatan posyandu rutin. PMT Pemulihan, untuk anak balita gizi kurang dan ibu hamil dengan lingkar lengan kurang dari 24 cm.

Program ini berlangsung selama 90 hari untuk balita dan 60 hari untuk ibu hamil.
Namun, ia menegaskan bahwa seluruh makanan tambahan harus berbentuk olahan sehat berbasis protein hewani dan nabati, bukan makanan instan seperti mi atau produk siap saji.

“Kita ingin masyarakat terbiasa dengan makanan bergizi dan alami. PMT wajib diolah oleh kader menggunakan bahan lokal agar nilai gizinya tetap terjaga,” tegasnya.

Koordinasi Lintas Sektor dan Lokakarya Mini (Lokmin), sebagai langkah strategis, Puskesmas Baktiya Barat akan segera mengadakan koordinasi dengan pendamping desa dan muspika kecamatan untuk memastikan pelaksanaan PMT berjalan serentak di seluruh desa.

Selain itu, Rosdiana juga mengumumkan rencana pelaksanaan Lokakarya Mini (Lokmin) antarprogram, yang akan dilakukan secara berkala: Lokmin I–III: Pelaksanaan dan evaluasi program triwulan.
Lokmin IV: Evaluasi akhir tahun untuk mengukur efektivitas seluruh kegiatan.

“Kegiatan Lokmin ini menjadi wadah untuk saling evaluasi antarprogram agar pelayanan kesehatan masyarakat terus meningkat,” jelasnya.

Rosdiana selaku Kepala Puskesmas juga berharap agar seluruh tenaga kesehatan dan kader lebih semangat melayani masyarakat dengan senang hati.
Ia berharap angka kesakitan dapat ditekan dan harapan hidup masyarakat meningkat sesuai target standar WHO.

“Saya berharap tidak ada lagi masyarakat yang terlambat mendapat layanan kesehatan. Kita ingin Puskesmas Baktiya Barat menjadi contoh pusat layanan yang aktif dan tanggap di Aceh Utara,” tuturnya.

Rosdiana juga menerapkan arahan Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil (Ayah Wa), di lingkungannya bahwa seluruh aparatur dan tenaga pelayanan publik harus menunjukkan kerja nyata untuk mewujudkan ‘Aceh Utara Bangkit’.

“Kami ingin berkontribusi nyata agar harapan Bapak Bupati terwujud. Dengan semangat kerja sama, kita wujudkan Aceh Utara Bangkit dari sektor kesehatan,” pungkasnya. (Zulmalik)

Leave A Reply

Your email address will not be published.