Airlangga Dinilai Masih Mampu Jaga Soliditas Partai

Dia berpendapat, dengan adanya friksi di internal partai terkait dengan munculnya Munaslub, hal ini menjadi PR bagi Airlangga untuk mengingatkan kader Golkar untuk bersabar ketika ada tokoh yang memiliki keinginan untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum.

“Jangan sampai ada isu-isu Munaslub. Karena dalam AD/ART partai mungkin juga sudah di atur dengan jelas. Pada intinya, munculnya Munaslub akan berdampak negatif bagi publik,” pungkas Syaifuddin.

Seperti diketahui, tidak tercapainya target perolehan kursi di DPR tingkat pusat bagi Partai Golkar membuat kader muda partai berlambang beringin tersebut mendesak untuk dilakukannya Musyawarah Nasional (Munas) dipercepat.
“Kita mendorong musyawarah nasional dipercepat. Ini karena kita bersepakat bahwa sebenarnya Golkar ini dalam kondisi kritis. Jadi, ini adalah titik terendah dari pemilu-pemilu sebelumnya bahwa sekarang Golkar dari 2 besar turun jadi 3 besar,” ujar Inisiator Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG), Abdul Aziz kepada sejumlah wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2019).

Wacana pergantian Airlangga Hartarto, kata Azis, menyusul adanya penurunan signifikan dari suara Partai Golkar yang kehilangan lebih dari 1,2 juta suara dan mengakibatkan Golkar kehilangan 6 kursi di DPR RI. Oleh sebab itu, BPPG mendesak DPP agar melaksanakan Munas di bulan Juli atau Agustus guna mengevaluasi kondisi partai saat ini.

Aziz menilai Ketua Umum, Airlangga Hartanto gagal mengembalikan kejayaan Golkar dengan warisan elektabilitas yang tinggi di masa kepemimpinan Setya Novanto. Tak hanya itu, Aziz pun menilai keberhasilan partai tidak bisa subjektif melainkan kuantitatif dengan pencapaian jumlah suara dan kursi di DPR.

“Dalam peninggalan Novanto di angka 16%. Mestinya kalau memang Airlangga bisa mengembalikan kejayaan Golkar, itu adalah modal yang besar. Cuma nyata kan di sebelum pemilu, Golkar hanya mendapat 9% dan hasil akhirnya cuma 12 koma sekian persen,” ujarnya.

Oleh karenanya, BPPG mengusulkan Bambang Soesatyo untuk menggantikan Airlangga. Aziz meniilai politisi asal Jateng itu satu-satunya sosok yang pantas untuk memimpin partai berlogo pohon beringin tersebut.

Menurut Aziz, Bamsoet sosok yang loyal terhadap partai dan mengedepankan kepentingan partai. Selain itu, Bamsoet sebagai sosok yang bersih jauh dari prahara politik. (Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.