Atmasya Pecahkan Persoalan Nelayan Indonesia

 

Pakar Perikanan dan Kelautan Prof Ir Moch Sudjana PhD. (Baju coklat barisan tengah)

MEDAN, Harnasnews.com – Meski berada di negara bahari namun sayangnya tingkat kesejahteraan nelayan Indonesia hingga saat ini kondisinya masih memprihatinkan. Persoalan yang paling mendasar karena hasil tangkapan ikan nelayan tradisional mengalami penurunan kualitas/ mutu, sehingga tidak dapat bersaing dengan nelayan yang memiliki alat tangkap ikan modern. Akibatnya, para nelayan harus rela menjual ikan hasil tangkapannya dengan harga murah kepada para tengkulak.

Pakar Perikanan dan Kelautan Prof Ir Moch Sudjana PhD mengungkapkan, problema yang dihadapi para nelayan tak lepas dari permasalahan klasik. Yakni minimnya tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan ikan cold storage. Memang, saat ini pendingin atau chilling menjadi satu-satunya solusi untuk menjaga kesegaran ikan.

Namun chilling hanya bisa digunakan oleh kapal-kapal besar. Sedangkan untuk para nelayan kapal kecil chilling masih sulit digunakan, dan sulit dijangkau secara finansial.

Sudjana menilai masalah yang dihadapi para nelayan sangatlah pelik. Dia melihat adanya potensi jumlah ikan yang besar ada pulau-pulau kecil, namun tidak bisa dijual ke kota-kota besar karena turunnya mutu dari ikan tersebut.

“Jangankan chilling, es saja tidak ada dan itu menjadi keluh kesah bagi para nelayan, karena mereka takut ikan hasil tangkapannya membusuk. Seperti di Indonesia wilayah timur, disitu banyak ikan tapi es sangat jarang, bahkan tidak ada. Para nelayan pun resah karena ikan hasil tangkapannya akan membusuk. Bayangkan, ikan puluhan ton dibuang,” terang Sudjana kepada wartawan usai berbuka puasa bersama dengan Dewan Riset Daerah Sumatera Utara di Garuda Plaza Hotel, Selasa (15/5), sekaligus penandatanganan kerjasama dengan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Kamis (15/5).

Melihat kondisi itu, Sudjana memberikan solusi dengan menciptakan Atmasya, yakni pengawet alami yang bisa digunakan para nelayan untuk menjaga mutu ikan hasil tangkapannya.

Berfungsi Sebagai Bumbu Penyegar
Atmasya, diibaratkan bumbu penyegar yang sifatnya menjaga kesegaran ikan dalam waktu yang cukup lama dibandingkan tidak memakai. Dia mengatakan, dua jam ikan setelah ditangkap akan terjadi penurunan mutu, dan maksimal ikan yang sudah ditangkap hanya bisa bertahan 1 – 2 hari saja.

Leave A Reply

Your email address will not be published.