Bamsoet: Kelompok Masyarakat Perlu Kedewasaan Waspadai Konflik Pemilu

“FSAB telah menjadi landasan bagi Bangsa Indonesia bahwa konflik yang terjadi di masa lalu tidak boleh diwariskan ke generasi selanjutnya. Cukup dijadikan pelajaran penting agar tidak terulang di kemudian hari,” ujarnya.

Di mana, FSAB mewadahi berbagai anak cucu anggota TNI maupun keturunan berbagai gerakan. Mulai dari, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA), Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), hingga Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

“FSAB juga menunjukkan bahwa benih-benih konflik antaranak bangsa sebenarnya bisa diredam dan diselesaikan. Kuncinya, semua pihak mau bersikap terbuka dan membangun dialog untuk menciptakan saling kesepahaman,” katanya, dikutip dari antara.

Oleh karena itu, Bamsoet mengajak FSAB agar tidak hanya menyetop konflik warisan masa lalu, melainkan terlibat pula dalam membendung berbagai potensi konflik yang terjadi hari ini agar tidak membesar di esok hari.

“FSAB bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga agar aktualisasi kehidupan berpolitik tidak bersinggungan dengan isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, dan memicu konflik horizontal, apalagi menjadikannya sebagai alat pembenaran,” kata dia.

Turut hadir sejumlah dalam pertemuan tersebut, antara lain Ketua FSAB Suryo Susilo; Mayang Deborah, cucu Pahlawan Revolusi D.I. Pandjaitan; hingga Bara Wiryawan, cucu sastrawan Sanoesi Pane. (qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.