Beri “Karpet Merah” Pada Bus Kita, Pemkot Bekasi Dinilai Anaktirikan Supir Angkot
KOTA BEKASI, Harnasnews – Ketua Organda Kota Bekasi Indra Hermawan mempertanyakan soal keberadaan Bus Kita trayek Vida (Bantargebang)-Summarecon Bekasi yang hingga saat ini masih beroperasi secara gratis dan dinilai telah melumpuhkan pendapatan bagi supir angkot K25 dan K11.
Padahal sebelumnya, berdasarkan pernyataan dari Badan Pengelolan Transportasi Jadebotabek (BPJB) bahwa bus milik swasta itu hanya digratiskan selama 6 bulan lamanya. Namun memasuki bulan kedelapan bus tersebut masih juga digratiskan.
“Kami sebagai ketua organda Kota Bekasi tidak pernah dilibatkan terkait dengan beroperasinya Bus Kita. Justru sebaliknya kami mempertanyakan kenapa Bus Trans Patriot dibiarkan mangkrak dan subsidinya dicabut sementara Dishub Kota Bekasi memberikan ‘karpet merah’ kepada bus milik perusahaan swasta,” ujar Indra kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).
Padahal, kata Indra, baik itu Trans Patriot maupun Bus Kita seluruh unit armadanya bekas, Hanya saja Trans Patriot milik perusahaan daerah, sedangkan Bus Kita milik perusahaan swasta di bawah Sinar Jaya Grup.
Menurut Indra, jika pihak BPTJ berdalih bahwa belum ditetapkannya tarif Bus Kita lantaran jumlah penumpangnya belum mencapai 50 persen, kenapa Bus Kita tetap saja dibiarkan beroperasi.
“Dengan jumlah penumpang Bis Kita yang hingga saat ini masih kurang dari lima puluh persen mengindikasikan bahwa minat masyarakat terhadap Bus Kita mash rendah. Oleh karenanya kami menyarankan agar sebaiknya ditarik saja,” pinta Indra.
Sebab, kata Indra, jika Bus Kita terus dipertahankan dan dibiarkan beroperasi dengan gratis, maka akan menggerus pendapatan pelaku usaha angkutan dan supir angkutan umum khususnya K25 dan K11.
“Jika itu tak ada penumpang kenapa diteruskan, seharusnya disetop saja.
Karena dengan diteruskannya Bis Kita akan mengorbankan trayek K 25 dan K 11 yang jumlah armadanya 150 unit,” katanya.
Menurut dia kehadiran Bus Kita bukan hanya menggulung awak angkot yang sudah eksis. Namun juga akan mematikan pendapatan bagi para supir yang sebelumnya mendapatkan uang sisa setoran Rp150 rubu per hari.
Lebih lanjut, kata Indra dengan kehadiran Bus Kita yang dioperasikan secara gratis maja pendapatan supir angkot turun drastis menjadi Rp40 ribu perhari.
Menurut dia, organda tidak alergi terhadap kemajuan zaman dan perkembangan teknologi. Namun demikian pemerintah seharusnya dapat memberikan perhatian terhadap keberadaan angkot di Kota Bekasi.
“Pemerintah bisa memberikan subsidi kepada Bus Kita, seharusnya angkot juga bisa mendapatkan perhatian yang sama yaitu untuk mendapatkan subsidi. Keberadaan angkot di Kota Bekasi sudah lama, janganlah dianaktirikan,” tutup Indra. (Red)