Gang Kampung, Ruang Publik “ASLI SUROBOYO”

Penulis: Dr. Andarita Rolalisasi, ST, MT. Dosen Arsitektur, UNTAG Surabaya

SURABAYA,Harnasnews  –  Kampung adalah tipikal permukiman urban yang padat, terbentuk tanpa perencanaan formal, dan cenderung tidak memadai secara infrastruktur fisik pada lahan terbatas.

Namun dengan segala keterbatasan tersebut, kampung di Kota Surabaya merupakan tempat berkehidupan bagi dua pertiga populasinya.

Penghuni kampung beraktivitas tidak hanya di dalam rumah namun juga di gang. Mereka lebih suka duduk-duduk bercengkerama di gang saat luang dibandingkan menghabiskan waktu di dalam rumah. Pada konteks tersebut, gang merupakan bagian penting bagi kehidupan sosial kampung sebagai tempat menjalin hubungan sosial antar penghuni.

Berdasarkan disertasi penulis (2018) di kampung Seng, Sidodadi, dan Cantian di Kota Surabaya, Gang kampung sudah dimaknai sebagai place yang bersifat semi publik oleh penghuni sejak awal.

Mereka sudah tidak melihat gang hanya sebagai sebuah jalur sirkulasi semata yang bersifat publik. Penghuni memaknai gang sebagai place atau tempat untuk beragam aktivitas seperti bercengkerama, hajatan, bermain anak, memasak, berdagang, menyimpan, bahkan maknai sebagai sebuah teras depan yang ‘dapat’ digunakan bersama.

Untuk rumah tanpa teras, makna space gang merupakan extended ruang domestik. Mereka meletakkan barang-barang dan beraktivitas di depan rumahnya seperti dapur untuk memasak, ruang tamu untuk bercengkerama bahkan gudang penyimpanan.

Sedangkan penghuni yang memiliki rumah berteras, maka teras merupakan communal place untuk beragam aktivitas bersama dengan para tetangganya.

Aktivitas di gang kampung menimbulkan interaksi antar para penghuninya. Hal ini merupakan cikal bakal pembentukan modal sosial penghuni di kampung.

Karena pada dasarnya modal sosial sudah ada dalam kehidupan sehari-hari di kampung.

Penghuni yang sudah lama tinggal di kampung akan saling mengenal satu sama lain secara intens. Hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari para penghuni kampung melalui aktivitas di gang.

Berdasarkan penelitian ini, semakin ramai aktivitas di gang kampung maka semakin tinggi level modal sosial penghuninya. Berikut gambaran Gang kampung yang memiliki modal sosial tinggi (kiri) dan rendah (kanan).

Leave A Reply

Your email address will not be published.