
SUMENEP, Harnasnews – Sampai pertengahan september 2025 ini, jumlah suspek campak di Kabupaten Sumenep tercatat sebanyak 2.782 orang.
Dari jumlah tersebut, 2.688 pasien telah sembuh, sementara 20 pasien dilaporkan meninggal dunia. Saat ini, 74 orang, yang mayoritas adalah anak-anak, masih dirawat intensif,dengan rinciannya, 23 pasien dirawat di RSUD dr H Moh Anwar, 10 pasien di RSI Kalianget, dan 10 pasien di RSU Sumekar,dan selain itu, 31 pasien masih menjalani perawatan di sejumlah puskesmas.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, dr. Erliyati M.Kes, mengingatkan masyarakat bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak masih mengancam kesehatan dan bisa berakibat fatal,
“Campak merupakan ancaman serius yang perlu diwaspadai karena campak bukan hanya ruam kulit, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia (radang paru-paru), diare berat yang bisa menyebabkan dehidrasi, atau infeksi telinga tengah,” kata dr. Erliyati, Selasa(16/09/25).
“Hati-hati ,komplikasi seperti pneumonia merupakan penyebab utama kematian akibat campak, terutama pada anak-anak,” Imbuhnya.
Mantan Kabid Yankes itu, menekankan pentingnya imunisasi sebagai pencegahan utama terhadap penyakit yang sangat menular ini,
“Jangan tunda imunisasi, imunisasi adalah langkah terbaik dan terpenting untuk melindungi diri dari campak dan mencegah penyebarannya,” tegas Erliyati.
“Dan ,tak kalah pentingnya adalah dengan mengenali gejala campak,karena deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi yang lebih buruk,” ujarnya.
Menurut Erli, pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi campak bagi anak-anak dan keluarga untuk melindungi mereka dari bahaya penyakit ini.
Untuk diketahui Dari total sasaran 73.969 anak, capaian vaksinasi baru mencapai 56.800 anak atau sekitar 76,8 persen.
Dan hingga saat ini, masih ada lebih dari 17.000 anak yang belum divaksinasi, hal ini yang menjadi tantangan utama bagi Pemkab Sumenep untuk segera mengakhiri status KLB.
(HR/Zham)
