
Oleh karena itu, Menhan menyampaikan terima kasih kepada Abeking & Resmussen karena mampu menyelesaikan pembuatan dua kapal pemburu ranjau (MCMV) itu tepat waktu.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Satuan Tugas MCMV, DPR RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar RI untuk Jerman, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembelian dan pembuatan KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732.
“Kapal-kapal ini akan bekerja dengan cara deteksi, klasifikasi, identifikasi sasaran bawah permukaan yang menyerupai ranjau. Tak hanya dapat mendeteksi, tetapi juga dapat menghancurkan atau menetralisasi ranjau dengan sarana yang ada. Dengan kecanggihan teknologinya, saya yakin bahwa dua unit kapal MCMV ini dapat menjawab tantangan pertahanan dan keamanan pada saat yang diperlukan,” jelas Menhan, dikutip dari antara.
Dalam upacara itu, Menhan bersama Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, Panglima Koarmada RI Laksamana Madya TNI Herru Kusmanto, Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Achmad Wibisono dan Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Yayan Sofyan turut menyaksikan sailing pass KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 serta enam kapal cepat rudal (KCR) 60 meter buatan PT PAL Indonesia, yaitu KRI Kapak-625, KRI Panah-626, KRI Kerambit-627, KRI Sampari-628, KRI Tombak-629, dan KRI Halasan-630.
Selain itu, ada juga Kapal TNI Angkatan Laut (Kal) Warakas, dan Kal Katon. (qq)