
“Dalam kurun waktu yang ditentukan, kenyataanya tim formatur tidak bisa menjalankan mandat Muswil. Sesuai Juklak partai, maka penunjukan ketua DPW PPP harus diambil alih oleh DPP,” ujar kader PPP yang pernah memiliki perbedaan pandangan dengan Lulung Lunggana itu kepada Harnasnews.com,kemarin.
Menurutnya, dalam berpolitik idealnya calon pemimpin harus bisa menerima segala konsekunesi yang akan dihadapi.
Termasuk, kata dia lagi hasil yang tidak sesuai dengan harapan.
“Jadi saya ucapkan ahlan wa sahlan , marhaban Haji Lulung kembali ke PPP. Kami mendukung 1.000 persen kepemimpinan Lulung di PPP. Karena Lulung punya kapasitas, elektabilitas dan popularitas serta isi tas. Kalau ada yang kecewa. Itu pandangannya sempit karena hanya mementingkan kepentingan pribadi,” bebernya.
Lebih jauh, anggota Komisi D DPRD DKI itu pun mengakui, jika hasil jeblok PPP di pileg lalu lantaran adanya konflik internal dan dukungan pilkada pada Ahok. “Dengan adanya Lulung kembali ke PPP, saya kira akan membawa dampak positif bagi partai. Apalagi jika Lulung maju menjadi cagub di pilkada,” tandasnya.(sof)