Pecut Samandiman Guncang Kediri: Lomba Tari Kreasi Jadi Magnet Pecinta Seni Budaya dari Berbagai Kota

Hanif,Ketua Paguyuban Seniman Pecut Indonesia

 

KEDIRI, Harnasnews –  Kediri kembali menegaskan eksistensinya sebagai salah satu kota budaya di Jawa Timur dengan suksesnya penyelenggaraan Lomba Tari Kreasi Pecut Samandiman, sebuah pergelaran seni yang menghadirkan semangat, kekuatan, dan keindahan budaya lokal dalam balutan tarian dan atraksi pecut yang memukau.

Acara yang diselenggarakan pada hari Minggu, 3 Agustus 2025, sejak pukul 10.00 WIB, berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Di bawah komando Pak Hanif, selaku Ketua Paguyuban Seniman Pecut Indonesia, acara ini tidak hanya menjadi wadah kompetisi, tetapi juga pertemuan besar para pelaku seni dari berbagai daerah yang bersatu dalam semangat pelestarian budaya.

Acara ini menjadi semakin istimewa dengan kehadiran tokoh-tokoh penting pemerintahan. Wakil Wali Kota Kediri, Gus Qowim, hadir langsung untuk memberikan dukungan dan apresiasi terhadap kegiatan yang menyatukan unsur tradisi, kreativitas, dan semangat kebersamaan. Turut hadir pula Ibu Endang beserta jajaran staf pemerintahan serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kota Kediri, Bapak Zachrie Ahmad, S.Sos., M.M.

Dalam sambutannya, Bapak Zachrie menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan acara semacam ini. “Kami berharap kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga mampu menggerakkan generasi muda untuk mencintai, menjaga, dan mengembangkan warisan budaya leluhur. Pecut Samandiman adalah salah satu simbol kekuatan lokal yang harus kita jaga bersama.”

Peserta dari Berbagai Kota Menyatukan Energi Budaya

Tidak hanya diikuti oleh seniman dari Kediri, lomba tari ini juga menyedot perhatian peserta dari berbagai kota seperti Kabupaten Blitar, Nganjuk, Malang, hingga Jombang. Tercatat ada 13 grup peserta yang masing-masing menampilkan kreasi tari pecut dengan kekhasan gerak, kostum, dan filosofi budaya masing-masing daerah.

Salah satu peserta yang datang jauh-jauh dari Jombang, Mas Dwi, yang juga merupakan pengurus Paguyuban Pecut Samandiman Jombang, menyampaikan rasa bahagianya bisa ikut terlibat. “Acara seperti ini sangat kami nantikan. Selain untuk unjuk kebolehan, ini juga jadi ajang silaturahmi antar sesama seniman pecut. Kami bisa saling berbagi pengalaman, belajar satu sama lain, dan tentu saja mempererat persaudaraan lintas daerah,” ujarnya dengan penuh semangat.

Puncak Acara: Tari Kolosal Pecut Samandiman

Salah satu momen yang paling dinanti dalam pergelaran ini adalah tari kolosal Pecut Samandiman, yang melibatkan seluruh anggota paguyuban. Tarian ini menjadi simbol persatuan dan kekuatan budaya yang meledak dalam gerakan dinamis, hentakan pecut yang serempak, serta visualisasi nilai-nilai kepahlawanan dan keagungan budaya nusantara.

Deru suara pecut yang bersahut-sahutan dipadukan dengan iringan musik tradisional, menciptakan suasana magis yang membius para penonton. Sorak sorai dan tepuk tangan tak henti-hentinya terdengar, menandakan betapa kuatnya daya tarik seni budaya lokal jika dikemas dengan semangat kolaborasi dan kreasi.

Budaya Bukan Hanya Warisan, Tapi Energi Masa Depan

Pecut Samandiman bukan sekadar alat atau simbol tradisi — ia adalah bagian dari identitas dan jati diri masyarakat Kediri dan sekitarnya. Melalui lomba ini, nilai-nilai luhur budaya seperti kerja sama, kekuatan, keberanian, dan ketangguhan ditampilkan secara nyata.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari dan melestarikan seni tari dan pecut tradisional. Tidak hanya untuk dinikmati sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk nyata penghormatan terhadap para leluhur dan kekayaan budaya Indonesia.

Lomba Tari Kreasi Pecut Samandiman 2025 ini berhasil menunjukkan bahwa budaya adalah kekuatan. Sebuah kekuatan yang menyatukan, membangkitkan semangat, dan menciptakan ruang kreatif yang hidup di tengah masyarakat.(Antok)

Leave A Reply

Your email address will not be published.