JAKARTA, Harnasnews.com – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan adanya risiko kenaikan defisit anggaran hingga kisaran 6 persen-6,5 persen terhadap PDB pada akhir 2021 karena adanya kenaikan anggaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Risiko pelebaran defisit adalah penambahan pembiayaan utang secara signifikan. Rasio utang bisa diatas 45-50 persen (dari Produk Domestik Bruto) di 2021. Jika rasio utangnya naik maka beban pembayaran bunga utang makin mempersempit ruang fiskal,” kata Bhima kepada Antara di Jakarta, Senin.

Menurut Bhima, pembayaran bunga utang yang semakin meningkat, berpotensi membuat pemerintah harus melakukan austerity atau penghematan anggaran secara ekstrem pada tahun berikutnya.

Ia mencontohkan nilai bunga utang yang sempat direncanakan dalam APBN 2021 mencapai Rp373,3 triliun, atau sekitar 30 persen dari target penerimaan pajak, merupakan angka yang tidak sehat.

Oleh karena itu, Bhima mengharapkan pembiayaan melalui utang harus direncanakan dengan matang dan penyaluran dana PEN tersebut harus benar-benar efektif bagi kelompok maupun masyarakat yang membutuhkan.