“Kita punya UU Nomor 5 tahun 2018, tapi kelompok teror ini tidak melakukan cara kekerasan untuk menggalang masa. Ini membuat saya mengusulkan UU Perlindungan Ideologi agar bisa melindungi masyarakat,” kata Stanis dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dalam sidang promosi doktor bidang Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) berjudul “Model Tata Kelola Kolaborasi dalam Pencegahan Terorisme di Indonesia”, Stanis mengatakan bahwa Indonesia belum bebas dari teror.

“Selama tahun 2000-2021, tercatat terjadi 553 aksi teror di Indonesia,” kata Stanislaus.

Stanis berpandangan bahwa aksi teror cenderung menunjukkan tren pengembangan. Lebih dari itu, kelompok yang menjalankan praktik-praktik terorisme selalu beradaptasi dengan keadaan yang ada.

“Aksi teror di Indonesia juga terus berkembang dan beradaptasi menyesuaikan keadaan, bahkan aksi teror tersebut melibatkan perempuan dan anak-anak,” ujarnya, dilansir dari antara.

Oleh sebab itu, ia pun mendorong pemerintah untuk membentuk sebuah formula yang tepat untuk mencegah terjadinya aksi-aksi terorisme di dalam negeri.