Petani Subak Belum Rasakan Manfaat Status Warisan Dunia

“Kalau masyarakat hanya mengenal Jatiluwih itu sangat sempit dibandingkan luas subak yang diakui Unesco, dan kalau dikaitkan dengan filosofi Tri Hita Karana jadi tidak menyambung,” kata dia.

Dia berharap, setelah masyarakat mengenal Subak Caturangga Batu Karu secara utuh, maka wisatawan tidak hanya mengunjungi Subak Jatiluwih tetapi subak-subak lain yang berada di kawasan tersebut.

Kepala Desa Adat Pekraman Wongaye Gede I Ketut Sucipta mengatakan status Warisan Dunia bisa memberikan manfaat yang banyak kepada pertanian dan lingkungan selama masyarakatnya sejahtera.

“Dengan status ini sebenarnya banyak positifnya, seperti pertanian sistem subak akan tetap utuh, lingkungan juga bisa ikut lestari. Tetapi itu semua bisa diterapkan asal masyarakatnya sejahtera,” kata dia.

Komite Warisan Dunia Unesco telah menetapkan empat klaster situs/kawasan yang mewakili lanskap subak sebagai Warisan Dunia pada 2012. Kawasan tersebut adalah Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur di Kabupaten Bangli, Lanskap Subak dan Pura Subak di sepanjang DAS Pakerisan di Kabupaten Gianyar, Kawasan Caturangga Batu Karu di Kabupaten Tabanan dan Buleleng, serta Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung. (Rep/Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.