SKK Migas Kembali Menggelar Konferensi Hulu Migas Internasional

“Berdasarkan tren transisi energi, pertumbuhan penggunaan gas akan lebih tinggi dibanding minyak karena gas relatif bersih dan bisa diterima dalam era transisi energi,” ujar Dwi.

Selanjutnya, SKK Migas juga menyatakan peningkatan produksi migas dari lapangan yang sudah ada perlu dibarengi pula dengan peningkatan kegiatan eksplorasi secara masif.

Langkah itu diperlukan agar produksi migas tetap terjaga dan berkelanjutan seiring adanya penurunan produksi secara alamiah dari lapangan-lapangan tua.

Saat ini, Indonesia masih memiliki cadangan migas yang berpotensi untuk dieksplorasi dan dikembangkan. Untuk bisa mengoptimalkan potensi cadangan migas yang ada, sektor hulu migas Indonesia membutuhkan dukungan investasi berskala besar.

Pemerintah juga berkomitmen mendorong investasi di sektor hulu migas melalui pemberian insentif dan perbaikan skema kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC).

“Tahun ini, investasi di sektor hulu migas ditargetkan mencapai 15,54 miliar dolar AS atau naik 26 persen dibanding pencapaian investasi tahun lalu. Jika dibandingkan rencana peningkatan investasi hulu migas global yang naik 6,5 persen maka menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi Indonesia melampaui rata-rata global,” kata Dwi, dilansir dari antara.

Selain untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi migas, SKK Migas menyebut kehadiran investor juga dibutuhkan guna mendukung pencapaian target NZE 2060 melalui penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS) serta penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture utilization and storage/CCUS) di industri hulu migas.

Implementasi teknologi CCS/CCUS tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan cekungan-cekungan hidrokarbon yang sudah tidak lagi memiliki cadangan untuk diproduksikan (depleted reservoir) sebagai fasilitas penyimpanan karbon.

Indonesia memiliki potensi kapasitas penyimpanan karbon yang terbilang besar. Berdasarkan studi yang dilakukan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi kapasitas penyimpanan karbon sekitar 2 giga ton CO2 pada depleted reservoir migas yang tersebar di beberapa area serta sekitar 10 giga ton CO2 pada saline aquifer di West Java dan South Sumatra Basin. (qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.