Wagub Cok Ace Pimpin Ziarah Rombongan dan Tabur Bunga ke TMP Margarana

Karena jumlah pasukan dan persenjataan Belanda yang jauh di atas angin, Pasukan Ciung Wanara terdesak ke wilayah terbuka di area persawahan dan ladang jagung di kawasan Kelaci, Desa Marga. Dalam kondisi terdesak, semangat I Gusti Ngurah Rai tak jua padam.

Ia memekikkan kata ‘puputan’ (bertempur habis-habisan) yang membuat pasukannya makin bersemangat. Dalam pertempuran habis-habisan itulah I Gusti Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur. Ngurah Rai gugur sebagai ksatria di usia 29 tahun dan dimakamkan di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Untuk mengenang peristiwa heroik itu, setiap 20 November diperingati sebagai Hari Puputan Margarana.

Usai pembacaan sejarah Puputan Margarana, Wagub Cok Ace didampingi Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha dan peserta ziarah lainnya beranjak menuju candi utama yang merupakan lokasi gugurnya Pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Setelah pembacaan surat sakti I Gusti Ngurah Rai dan prosesi penghormatan, Wagub Cok Ace meletakkan karangan bunga sebagai simbul penghormatan di depan candi utama atau yang juga disebut dengan Canti Pahlawan Margarana. Prosesi dilanjutkan dengan tabur bunga mengelilingi candi utama dilanjutkan dengan tugu pahlawan lainnya. Total candi pahlawan yang ada di kawasan ini sebanyak 1.372, menggambarkan jumlah pejuang yang gugur di medan perang saat peristiwa Puputan Margarana.

Wagub Cok Ace yang ditemui di sela-sela kegiatan ziarah dan tabur bunga meyampaikan bahwa kegitan ini rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang bertaruh nyawa untuk merebut kemerdekaan yang sekarang kita nikmati. Selain mengenang dan memberi penghormatan, ia mengajak masyarakat untuk meneladani semangat para pejuang yaitu pantang menyerah untuk membela kedaulatan tanah air.(VS)

Leave A Reply

Your email address will not be published.