
“Kita ini berfikir menggunakan medium bahasa dan mulai apa yang kita sadari itu dari medium bahasa. Saya kira Harari dan beberapa komunikator science mendalami akan hal komunikator science tersebut,” sambungnya.
Selain itu, pengamat politik dari Heat Of The Atma Jaya Institute for Public Policy (AJIPP) Edbert Gani mengatakan bahwa buku ‘Dari Jokowi Ke Harari’ dapat membuat para pembaca maupun masyarakat untuk mengedukasi masyarakat dalam sistem liberalisme.
“Bagus bagi saya untuk diperkenalkan yang ingin memgenal liberalisme yang sudah disaring didalamnya. Didalamnya begitu menarik dan mudah dipahami oleh generasi. Isinya adalah orang-orang yang ada di dalam buku ini maupun orang-orang yang tidak terkait dengan politik sebelumnya. Buku ini yang berhasil bagi mereka yang sangat mengena dan mudah dipahami”, kata Edbert Gani di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3).
Gani menuturkan bahwa buku yang ditulis oleh Rizal Mallarangeng tersebut mengangkat sosok Jokowi tokoh yang memiliki jejak kepopuleran di publik.
“Presiden yang tahu semua kalangan dengan bahasa pidato yang menarik. Waktu Jokowi bilang begini apa itu gotong royong dalam menyambungkan Indonesia. Kita bisa belajar dari kata-kata pidatonya yang menurut pemahaman saya sesuai Harari tokoh sejarahwan yang membumi”, jelasnya.
Isi buku ‘Dari Jokowi Ke Harari’ karya Rizal Mallarangeng berisikan tentang komentar atas kasus-kasus yang mendunia. Ia berkomentar tentang abad pemimpin yang berkeinginan politik kebebasan.(Red)