Cara Pengendalian Penyakit Busuk Batang Vanili, Kendala Budidaya Si Emas Hijau

Oleh: Ai Rosah Aisah

Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena kandungan vanillin yang dihasilkannya. Komoditas ini dikenal juga sebagai “Si Emas Hijau” karena harganya yang mahal dan proses produksinya lebih rumit dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2021, angka ekspor vanili Indonesia pada tahun 2020 mencapai 363 ton dengan nilai sebesar 60.248 USD. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu daerah sentra penghasil vanili di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun 2020 sebesar 34 ton dan luas lahan penanaman vanili 294 ha.

Sebagai sentra penghasil vanili, NTB melepas ekspor komoditas vanili sebanyak 6.5 ton untuk tahun 2022. Vanili yang dikembangkan dengan standar budidaya secara organik ini berhasil memasuki pasar Amerika Serikat (Dipertabun Prov. NTB 2022).
Peluang pasar komoditas vanili yang masih terbuka luas dan nilai ekonomi yang tinggi, akan menarik animo masyarakat atau petani untuk mengembangkan komoditas vanili.

Bagi petani yang ingin melakukan usahatani vanili hendaknya mengetahui terlebih dahulu tentang standar budidaya untuk produksi vanili, penanganan pascapanen dan kendala yang biasa dihadapi selama proses produksi. Salah satu kendala yang dapat ditemui dalam budidaya tanaman vanili adalah adanya gangguan dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

OPT yang sering ditemui dan menjadi kendala utama dalam meningkatkan produksi vanili adalah penyakit busuk batang vanili (BBV) yang dilaporkan dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%.

Penyakit BBV disebabkan oleh jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp. vanillae (Fov). Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Indoesia pada tahun 1960 di Jawa Tengah. Pada tahun 1960-1970, daerah sentra vanili di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Bali dan Sulawesi dilaporkan terkena BBV dengan tingkat serangan berat.

Gejala BBV dapat ditemukan pada bagian batang, akar, daun, dan pucuk tanaman vanili. Meskipun demikian, gejala serangan berat umumnya terjadi pada saat jamur menginfeksi bagian batang dan akar.

Penyakit busuk batang pada tanaman vanili diawali dengan adanya perubahan warna pada bagian batang, yaitu dari warna hijau menjadi coklat muda, selanjutnya warna coklat semakin gelap, batang menjadi busuk dan lembek, batang kemudian mengerut dan mengering. Jamur patogen Fov menginfeksi jaringan tanaman melalui lubang alami atau luka dan dapat ditularkan melalui udara (air borne), tanah (soil borne), air, alat pertanian, hewan atau bahan tanaman terinfeksi.

Jamur patogen akan semakin berkembang ketika tingkat kelembaban tanah tinggi, terlalu banyak naungan, kerapatan tanaman yang tinggi, dan sanitasi kurang baik. Patogen dapat bertahan hidup di dalam tanah dan bahan tanaman sakit dengan membentuk struktur klamidospora.

Penanggulangan penyakit BBV dapat dilakukan sedini mungkin sebagai tindakan pencegahan. Upaya ini dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan lahan yang belum pernah ditanami vanili, memilih waktu tanam yang tepat, menggunakan benih sehat bebas penyakit busuk batang dan bersertifikat, menjaga sanitasi kebun, menghindari pelukaan pada tanaman, melakukan pengamatan rutin dan pergiliran tanaman.

Jika lahan sebelumnya pernah ditanami vanili, maka perlu dipastikan waktunya telah melewati 10 tahun lebih dari masa penanaman vanili.
Apabila tanaman vanili telah terinfeksi BBV maka lakukan pengendalian secara terpadu dengan mengintegrasikan berbagai metode pegendalian.

Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memotong bagian tanaman yang sakit dan memusnahkannya, memanfaatkan daun cengkeh sebagai mulsa, menjaga sanitasi kebun, aplikasi agensia hayati seperti Trichoderma spp., dan aplikasi fungisida nabati dengan bahan aktif eugenol.

Pengendalian OPT yang dianjurkan ke petani pengembang tanaman vanili di Pulau Lombok khususnya dan NTB pada umumnya adalah pengendalian secara hayati, karena vanili yang saat ini dihasilkan dan diekspor dari NTB ke Negara Amerika, Eropa dan beberapa negara lain di dunia merupakan vanili organik yang telah mendapat sertifikat resmi organik secara internasional.

Penyakit BBV merupakan penyakit serius yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan produksi vanili. Oleh karena itu, penyakit ini penting untuk diketahui agar perkembangannya di lahan atau kebun vanili dapat dicegah dan ditangani secara cepat dan efektif sehingga tanaman vanili dapat tumbuh sehat dan menghasilkan buah dengan produktivitas tinggi dan berkualitas.

Penulis: POPT Ahli Pertama
Balai Standar Instrumen Pertanian (BSIP) NTB

Leave A Reply

Your email address will not be published.