Fauzan, Peraih Medali Emas Kejuaraan Karate Yang Terlupakan

Terkesan bahwa deretan prestasi itu tidak berarti apa-apa. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Denny bekerja sebagai tukang las di sebuah bengkel kecil miliknya di Makassar. Penghasilannya tak menentu. Selanjutnya disebut pula nama-nama misalnya Marina Segedi juara pencak silat, Leni Haini, juara medali emas dalam kejuaraan perahu naga Asia di Singapura, Suharto. Suharto ini seorang atlet balap sepeda yang memenangkan medali emas di SEA Games Thailand 1979 di team time trial jarak 100 km. Begitu pensiun, Suharto kembali mengayuh sepeda. Tapi bukan sepeda roda dua demi menyambung hidup, dia menghabiskan masa tuanya sebagai seorang tukang becak di Surabaya.

Atlet Melinea

Dalam minggu ini kita melihat Atlet melinea berprestasi tengah menjadi sorotan yakni sprinter Lalu Muhammad Zohri, yang menjadi juara dunia U-20 untuk nomor 100 meter putra. Zohri mencetak sejarah bagi Indonesia. Awalnya prestasi Zohri ini tidak ada yang merespon apalagi mempublikasikan. Baru setelah terjadi hingar bingar di dunia maya, berbagai pihak seolah berebut ingin disorot kamere katika memberi hadiah atau penghargaan kepadanya. Saya sebagai bagian dari anak bangsa dan kita semua merasa bangga memiliki putra terbaik Muhammad Zohri yang berhasil menambah deretan prestasi Indonesia di bidang olahraga.

 

Fauzan Noor, putra Banjarmasin yang terlupakan

Berbeda dengan Muhammad Zohri, nasib Fauzan (21) atau akrab disapa Ozan kurang beruntung. Pemuda Kampung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini mendapatkan medali emas pada kejuaraan karate tradisional tingkat dunia, WASO World Championship. Prestasi yang diraih Ozan tak terdengar gaungnya. Perjuangan Ozan menuju Praha, Republik Ceko diwarnai perjuangan yang memilukan karena terkendala biaya transportasidan akomudasi di tempat pertandingan berlangsung. Tapi, kemudian Ozan dan timnya dibantu oleh beberapa pihak asing dan dapat bantuan dari Ketua Korda Federasi Karate Tradisional Indonesia,

Sebelumnya, Ozan pernah mendapatkan medali emas saat kejuaraan nasional karate yang berlangsung di Sumedang pada Agustus 2017. Setelah kejuaraan di Sumedang tersebut, Fauzan terpilih untuk diberangkan ke Praha, Cheko mengikuti pertandingan karate kelas dunia.

Alhamdulillah, perjuangan Ozan membuahkan hasil. Fauzan berhasil memenangi kejuaraan di Praha Ceko walaupun dia mempunyai kesan bahwa pemerintah kurang perhatian terhadap atlet cabang olahraga yang ditekuninya. Menurut Fauzan “yang penting saya berangkat, saya datang ke kota orang. Saya enggak mikir pulang dengan hampa, yang penting berusaha yang terbaik, yang serius, jangan mengecewakan,

Setelah pulang dengan membawa nama harum Indonesia di tingkat dunia, Ozan kembali pada kehidupan nyata, berjuang mencari penghidupan. Ozan mencoba ikut ujian tentara tapi gagal. Terakhir pernah melamar sebagai anggota Satpol PP di Provinsi Kalimantan Selatan. Hingga saat ini, belum ada kelanjutan dari lamaran yang diajukannya. Saat ini, Ozan menjalani pekerjaaannya sebagai karyawan di sebuah toko retail, membantu perekonomian keluarga.

Fauzan menjadi juara karate di Praha tapi ada juga yang menulis prahara Fauzan karena pihak pemerinah dinilai tebang pilih memberi penghargaan kepada sang juara. Menurut Adi, cabang olahraga karate tak sepopuler olahraga sepakbola, badminton, tinju, tenis ataupun cabang atletik. Ini adalah tugas Menpora untuk terus menyemangati para atlet Indonesia agar tetap mau dan mampu berlaga di gelanggang dunia.

Hal senada juga disampaikan Anang Hermansyah Anggota DPR-RI Komisi X meberi saran “mulai soal penghargaan, pembinaan, termasuk mempersiapkan untuk masa tuanya. Ini penting sebagai bentuk negara mengapresiasi para juara”.

Lebih lanjut Anang mengatakan “Saya kira belajar dari fenomena Zohri (Lalu M Zohri) kemarin yang menjadi viral, sehingga semua merasa peduli dengannya. Namun, tidak sedikit para juara dunia dari Indonesia di berbagai bidang namun sepi dari perhatian negara misalnya Fauzan Noor seorang juara dunia Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) di Praha, awal tahun 2018. “Namun, nasib para juara ini tidak sedramatis Zohri yang mendapat perhatian luas hingga Presiden. Kita harus merombak cara negara mengharagai para juara dunia ini,” tegas Anang

Ketika diminta saran agar tidak terjadi kesan tebang pilih dalam memberi penghargaan, Anang memberi saran agar “Pemerintah bisa membentuk lembaga khusus yang fokus menangani para juara dunia dari Indonesia atau lembaga yang sudah ada, namun fokus urus para juara. Mulai soal penghargaan, pembinaan, termasuk mempersiapkan untuk masa tuanya. Ini penting sebagai bentuk negara mengapresiasi para juara,” saran Anang.

Cabang olahraga yang sama dengan karate adalah gulat

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi membuka liga gulat mahasiswa tahun 2018 di Kota Semarang, Sabtu (5/5/2018) petang. Dia berharap gulat bisa menjadi idola bagi kaum remaja.  Menpora Imam Nahrawi berharap gulat menjadi cabang olahraga yang digemari oleh kawula muda, pelajar, hingga anak-anak. “Liga gulat ini penting karena bisa memotivasi untuk menjadi yang terbaik. Tinggal nanti gulat menjadi idola agar anak-anak muda mau menjadi pegulat,” ujar Imam. Imam mengatakan, gulat perlu terus disosialisasikan agar olahraga ini digemari masyarakat. Oleh karena itu, pernak-pernik kecil soal gulat mulai dari kepelatihan, teknik, gizi, hingga menu sarapan atlet harus disampaikan kepada publik.

 

Mengutip pendapat dari Adi Suparto, saran-saran dari Anggota DPR-RI Anang Hermasyah, sebenarnya sejalan dengan harapan Menteri Pemuda dan Olahraga yaitu “kita galakkan semua cabang olahraga Indonesia karena kita terbukti mampu menjadi juara”. Pemerintah harus memperhatikan nasib dan masa depan mereka agar tidak ada kesan “ketika dibutuhkan kami disanjung tapi ketika tak dibutuhkan, kami dicampakkan”. Opini ini saya kirim juga kepada Menpora dengan harapan Bpk Imam Nahrowi membaca tulisan ini dan menindaklanjuti suara kami, suara rakyat Indonesia yang cinta olahraga. (Adi)

Leave A Reply

Your email address will not be published.