
Menurut dia, pendekatan HAM memang penting untuk mengatasi problem minoritas, akan tetapi belum memadai karena diperlukan pula bahasa agama mengatasi masalah minoritas ini.
“Jadi pendekatan HAM ini pendekatan yang penting tapi tidak memadai karena bahasa agama juga diperlukan. Bagaimana berdasarkan pemahaman masing-masing, terhadap tradisi kita masing-masing kita coba membangun sebut saja teologi minoritas,” kata dia, dikutip dari antara.
Salah satu peserta Forum R20 dari Sokoto, Nigeria, Uskup Matthew Hassan Kukah mengungkap bagaimana minoritas Katholik Sokoto mendapat persekusi dari mayoritas Muslim di negaranya sehingga muncul ketimpangan, pilih kasih, hingga pembunuhan yang dialami kelompoknya.
Menurut Uskup Kukah, istilah minoritas jangan dipandang dari sisi kuantitas saja, melainkan perlu dilihat dari perspektif lain yaitu penderitaan atas segala bentuk diskriminasi dan persekusi yang dialaminya.
“Hal itulah yang perlu diperhatikan oleh para tokoh pemimpin agama dunia, para akademisi, juga pengambil kebijakan,” kata dia.(qq)