Gandeng Toyota dan Perguruan Tinggi, Kemenperin Riset Teknologi Mobil Listrik

“Melalui riset dan studi bersama ini, kita juga cari solusi yang meliputi kenyamanan berkendara oleh para pengguna, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, serta adopsi teknologi dan regulasi,” sebutnya. Selain itu, diharapkan adanya dukungan kebijakan fiskal agar kendaraan listrik dapat dimanfaatkan masyarakat tanpa harus dibebani biaya tambahan yang tinggi.

Adapun kendaraan listrik yang digunakan di dalam riset kali ini adalah jenis Hybrid dan Plug-in Hybrid yang bakal dibandingkan dengan kendaraan konvensional (ICE) yang telah menggunakan teknologi advanced engine. Poin-poin itu antara lain tentang user convenience study, technical characteristic study, overall environment study, industry, social impact study, serta policy and regulation study. Diharapkan, bisa didapatkan perbandingan yang komprehensif antara kendaraan jenis EV dan PHEV dengan jenis ICE.

“Setiap unit kendaraan tersebut akan dilengkapi dengan data Logger untuk pengambilan data konsumsi bahan bakar, kondisi charging, kebutuhan data infra charging, user experience, convinience, dan lain-lain,” jelasnya.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menyatakan, pihaknya mendukung kegiatan riset dan studi bersama yang diinisiaasi oleh Kemenperin dalam upaya untuk memahami secara lebih menyeluruh aspek-aspek yang dapat memengaruhi pengembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia, terutama mengenai preferensi konsumen. Selain itu, dari sisi industrinya, meliputi rantai pasok serta kebutuhan infrastruktur pendukung.

“Kami memberikan dukungan berbentuk penyediaan alat berupa kendaraan, data logger, charger, dan asistensi lainnya yang dapat dipergunaan oleh para peneliti dari universitas-universitas di Indonesia tersebut,” ungkapnya. Warih berharap dukungan yang diberikan TMMIN dapat membantu pemetaan kondisi dan kebutuhan riil pelanggan, termasuk kesiapan dan tantangan dalam mengembangkan industri dan infrastruktur kendaraan elektrifikasi di Indonesia sesuai arahan Kemenperin.

Pada tahap pertama, peneliti dari UI, ITB, UGM akan menggunakan 12 unit kendaraan listrik dan enam unit kendaraan konvensional yang disediakan oleh Toyota Indonesia. Kendaraan ini untuk dipelajari mengenai aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan melalui pelacakan data dalam penggunaan sehari-hari mobil-mobil tersebut di tiga kota besar Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta selama periode tiga bulan.

Pada tahap berikutnya, peneliti dari UNS, ITS dan Udayana juga akan melakukan rangkaian studi yang sama dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih beragam dan komprehensif. Nantinya, data-data yang terkumpul akan dianalisa dan disimpulkan untuk menjadi referensi bagi Kemenperin. Selain itu, penelitian juga akan mempelajari mengenai rantai pasok industri termasuk kebutuhan ketenagakerjaan.(Red/Dar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.