DEPOK, Harnasnews – Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menekankan salah satu elemen penting dalam upaya merawat nasionalisme Indonesia adalah ikhtiar untuk terus menghidupkan ideologi yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai pemersatu, yaitu Pancasila.

“Pentingnya penguatan ideologi Pancasila adalah untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan kontemporer bagi Indonesia di era Geopolitik generasi kelima. Penguatan nilai-nilai Pancasila akan mengkonsolidasikan sistem politik Indonesia,” kata Andi Widjajanto, dalam Kuliah Kebangsaan FISIP UI Depok, Jabar, Kamis.

Dalam kuliah kebangsaan yang dipandu oleh moderator Dr. Sri Budi Eko Wardani (Dosen dan Sekretaris Program Studi Pascasarjana Departemen Ilmu Politik FISIP UI), Andi juga memaparkan berbagai potensi kerawanan dan ancaman yang dihadapi oleh Indonesia di era kontemporer, yang ditandai dengan apa yang disebutnya sebagai “konflik konektivitas’.

Dalam konteks konflik ini, Indonesia menghadapi berbagai kerawanan dan ancaman dari dalam maupun luar negeri, mulai dari konflik Zona Abu-Abu (Gray Zone), instabilitas domestik yang dipicu oleh separatisme, konflik horizontal maupun vertikal, serta KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), ancaman siber, ancaman kerawanan lingkungan, ancaman kesehatan lingkungan, ancaman terhadap keamanan manusia, hingga tarikan berbagai ideologi global.

Untuk menghadapi ini semua, kata Andi penguatan pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila menjadi kunci yang penting. Untuk menangkal kerawanan nasional dari segi pengelola krisis diperlukan tata kelola manajemen risiko, manajemen krisis, pemulihan cepat yang keberlanjutan.