SUMBAWA,Harnasnews – Menindaklanjuti hasil rapat koordinasi Progres Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak di Provinsi Jawa Timur dan Bali pada tanggal 23 Juli 2022 lalu.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa kembali menggelar rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan, Rabu (10/08/2022).
Rapat PMK pada TernakRapat yang digelar di lantai 1 Kantor Bupati Sumbawa secara virtual ini dipimpin oleh Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investas, dihadiri langsung oleh Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah, Sekretaris Daerah, Drs. H. Hasan Basri, MM,.
Bupati Sumbawa pada kesempatan tersebut mengatakan, dalam penanganan PMK ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas peternakan dan Kesehatan Hewan telah membentuk Tim Reaksi Cepat Penanganan PMK.
“Untuk Tim Reaksi Cepat ini di internal Disnak telah dikeluarkan SK Kadisnak tahun 2022, tanggal 9 Agustus 2022,” ujar Bupati.
Lanjut Bupati, adapun data populasi Ternak Rentan PMK di Kabupaten Sumbawa, terdiri dari sapi (sapi Bali, sapi Sumbawa, sapi eksotik) : 276.031 ekor. Kerbau Sumbawa 30.152 ekor, Kambing sebanyak 30.301 ekor, Domba 798 ekor dan Babi 7.011 ekor.
Sedangkan laporan kasus PMK per tanggal 9 Agustus 2022 di Kabupaten Sumbawa, sisa kasus sapi sebanyak 147 ekor dan kerbau 59 ekor. Semuanya dalam proses pengobatan oleh petugas medic/paramediki veteriner.
“Vaksinasi PMK per tanggal 9 Agustus sebanyak 191 ekor,” terangnya.
Sementara bantuan BPBD berupa obat-obatan dan peralatan, seperti APD, disinfektan, glove, dan masker. Bantuan dari Disnak Provinsi berupa Sulprodon 24 botol, Prodryl 24 botol, BPro Bplek 12 botol, Adeplek 24 botol, dan Medoxy LA 12 botol.
Bupati juga menghimbau para pemilik ternak agar tidak panik terhadap PMK ini sebab penyakit hewan tersebut tidak menular ke manusia. Bila ada gejala segera lapor ke petugas atau Dinas terkait agar segera ditangani, pungkasnya.(HR)
