“Golkar juga, atau terlebih partai-partai lain, tidak lagi bertindak sebagai aktor dalam mereproduksi pengetahuan agar rakyat bisa belajar dan tercerdaskan. Kekosongan inilah yang menyebabkan hoax lebih menjadi ‘senjata’ dalam pertarungan politik dewasa ini,” ujarnya.
Meski demikian, Fachry menilai hanya Partai Golkar yang bisa membuat terobosan pemikiran diantara partai-partai politik yang ada saat ini. Apalagi, di era kepemimpinan Airlangga Hartarto, Fachry melihat kader-kader Partai Golkar hampir di seluruh aktivitasnya diarahkan sebagai ‘pemikir-politisi’ atau ‘politisi-pemikir’.
“Saya percaya Bung Airlangga bisa membuat terobosan ini untuk kecerdasan politik bangsa,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam pidato refleksi akhir tahun Partai Golkar yang disiarkan salah satu stasiun televisi, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menghimbau kepada seluruh kekuatan bangsa Indonesia untuk membuktikan bahwa demokrasi yang damai memang sudah menjadi tradisi politik kita.
“Kita berpolitik untuk pembangunan. Kita berupaya merebut hati rakyat bukan demi kekuasaan semata, tetapi justru untuk mengabdikan diri kita pada sebuah tujuan mulia, yaitu untuk memajukan perikehidupan seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya. (Red)