JAKARTA, Harnasnews.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti adanya potensi kemacetan parah yang bisa terjadi pada mudik Lebaran 2022.

“Segala persiapan dan langkah antisipasi harus disiapkan pemerintah sebaik dan sedini mungkin agar masyarakat bisa mudik dengan selamat dan tenang. Siapkan skenario terburuk jika terjadi kemacetan parah di luar prediksi,” kata Puan di Jakarta Selasa.
Ia mengingatkan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin Diperkirakan, sebanyak 80 juta orang mudik ke kampung halamannya di mana 14 juta di antaranya berasal dari wilayah Jabodetabek.
Dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebanyak 23 juta roda empat dan 17 juta sepeda motor akan bergerak bersama pemudik.
Puan mengatakan kementerian dan instansi yang terlibat dalam penanganan mudik Lebaran 2022 harus mempersiapkan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang memadai bagi pemudik.
“Kita memaklumi antusias warga mengingat akibat pandemi COVID-19, sudah 2 tahun masyarakat tidak diperkenankan mudik saat Lebaran 2022. Antusiasme mudik yang tinggi ini harus disikapi dengan persiapan matang dari pihak otoritas,” ujar Puan, dilansir dari antara.
Mantan Menko PMK itu mengingatkan pentingnya setiap detail kebutuhan masyarakat dipersiapkan selama perjalanan mudik. Puan mengatakan pengamanan di setiap titik keramaian penting dilakukan.
“Jangan sampai karena kurangnya persiapan, terjadi lagi kemacetan hingga 20 jam di dalam tol dan memakan korban jiwa seperti pada 2016,” kata dia.
Puan meminta aparat keamanan bekerja sama dengan tenaga kesehatan di posko-posko mudik, termasuk di stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, terminal bus, dan di jalur-jalur darat.
Dengan begitu, menurut dia, masyarakat akan dipermudah apabila membutuhkan pertolongan pertama saat mudik.
Puan menilai tradisi mudik Lebaran 2022 akan menjadi stimulus yang semakin mendorong pemulihan ekonomi.
“Mudik Lebaran 2022 akan meningkatkan pariwisata daerah, termasuk akan semakin menggerakkan UMKM lokal saat pemudik berbelanja oleh-oleh. Tapi tentunya, mobilitas tinggi masyarakat harus dibarengi dengan ketatnya protokol kesehatan,” ujarnya.
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menyarankan pemerintah harus secara matang mempersiapkan mudik.
Menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik, maka jumlah pemudik yang sedemikian besar bisa merembet pada banyak permasalahan, seperti kemacetan, kecelakaan, dan kejahatan.
“Jadi ini ada 89 juta yang akan mudik. Berarti nanti akan ada kemacetan di jalan tol, apalagi penerapan ganjil genap menyebabkan kemacetan di jalan arteri. Ini menurut saya potensi kecelakaan, potensi terjadinya kerawanan-kerawanan seperti kejahatan sangat tinggi,” katanya.
Trubus menekankan bahwa COVID-19 masih mengancam dengan varian baru dan jumlah kasus yang setiap saat bisa melonjak. Menurutnya, masyarakat harus diedukasi bahwa COVID-19 masih ada sehingga diperlukan kewaspadaan untuk mencegah peningkatan kasus.(qq)