Kunjungi  Banggai Laut, Menteri  Susi Ajak Warga  Jaga  Mangrove  Dan  Terumbu Karang 

Menteri Susi menyebutkan, kedaulatan negara dengan diusirnya kapal asing dari laut Indonesia susah tercapai. Kini ikan sudah banyak, tinggal bagaimana nelayan melindungi dengan berhenti melakukan penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) menggunakan bom atau bahan kimia lainnya. Jika diperlukan, ia bahkan meminta agar masyarakat Banggai Laut membuat aturan adat istiadat sendiri untuk melindungi laut dan seisinya.

Hal ini mengingat karakteristik laut Banggai Laut yang terbuka dengan ikan residen dan menetap, sehingga jika habis dirusak, ikan baru tidak akan datang lagi dari pulau luar.

“Orang ke sini ngebom karena nyarinya (ikan) gampang, karangnya banyak, tertutup, tidak banyak ombak,” sebutnya.

Menteri Susi juga meminta nelayan untuk berjanji pada diri sendiri dan kepada Tuhan untuk tidak lagi melakukan tindakan yang dapat merusak laut, utamanya menggunakan bom ikan.

“Pemerintah bisa bantu dengan memberi kapal, jaring, pancing, perahu. Tapi kalau ikannya sudah tidak ada, mau tangkap apa dengan alat dan perahu itu?” ujar Menteri Susi.

Menteri Susi juga mengajak masyarakat mensyukuri nikmat Tuhan dengan menjaga ciptaan-Nya yang begitu indahnya. Ia meminta BKIPM untuk mengawasi kegiatan pengambilan terumbu karang maupun bambu laut, termasuk penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan bertelur dan di bawah ukuran (undersize).

Agar laut sehat, ikan banyak dan lestari, Menteri Susi juga meminta masyarakat agar menyediakan satu hari libur menangkap ikan dalam seminggu. Hal ini untuk menyediakan waktu bagi hewan laut untuk bertelur dan berkembang biak. “Kita jangan serakah dan tamak, habis ikan kita,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, KKP menyerahkan bantuan berupa 150 kaca mata selam bagi siswa SD untuk berenang melihat keindahan laut yang harus dijaga; 10 buku modul sekolah pantai; 100 kantong ramah lingkungan; dan 1 unit tv untuk balai bengong warga Bone Baru. Selain itu, KKP juga kembali mengimbau nelayan untuk segera mendaftar asuransi nelayan untuk mendapatkan perlindungan saat melaut.

Menteri Susi juga berjanji memberikan bantuan kapal kepada nelayan dengan syarat membentuk kelompok di bawah koperasi. “Saya ingin koperasi-koperasi setempat bangkit. Jangan hanya koperasi dari Jakarta saja. Mana yang dari daerah? Bapak-bapak ayo bikin koperasi. Ayo tumbuh, ayo bergerak,” imbaunya.

Sementara itu, Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo mengatakan, 94% wilayah Banggai Laut terdiri dari lautan, sehingga benar sekali bahwa laut adalah masa depan masyarakat sekitar. Untuk itu, Wenny mengungkapkan terima kasih atas bantuan KKP.

“Kita sudah mendapatkan beberapa bantuan dari KKP berupa alat tangkap, kapal, coldstorage, dan sebagainya. Ke depan, dengan bantuan ini (diharapkan) semua nelayan di Banggai Laut bisa terakomodasi. Saya berharap bantuan dari pemerintah pusat ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kita semua. Sesuatu yang bermanfaat, terukur, dan dapat dinikmati bersama,” ungkapnya.

Apresiasi juga disampaikan masyarakat nelayan. Ahmad Yusuf misalnya, ia mengucapkan terima kasih atas bantuan 2 coldstorage yang telah diberikan KKP sebelumnya. Menurutnya, berkat bantuan tersebut harga ikan di Banggai Laut sudah stabil karena tidak lagi dipermainkan oleh tengkulak. “Sebelum ada bantuan kita punya harga ikan dipermainkan oleh tengkulak yang tidak bertanggung jawab. Sekarang harga ikan kami sudah harga nasional,” pungkasnya.(Red/Dar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.