Mentan Imbau Penyuluh Pertanian untuk Kreatif

“Petani di rumah,  traktor bisa jalan sendiri. Sudah ada ekskavator (mesin pengeruk), combine harvester (alat perontok padi). Nanti bisa bertani di Papua, tapi diremote dari Makassar”, terang Mentan yang disambut riuh tepuk tangan penyuluh.

Itulah petani milenial, petani zaman now. Untuk bisa bersaing dengan negara lain harus menggunakan teknologi pertanian dari hulu ke hilir.

“Para PPL sampaikan teknologi ini ke seluruh Indonesia, kepada 132 juta petani. Dulu panen dikerjakan satu orang per hektare selama 25 hari. Sekarang kita panen hanya 3 jam. Ini hasil kerja sama Kementan dengan Perguruan Tinggi”, ucapnya.

Hasil penggunaan alat mekanisasi pertanian bisa menurunkan biaya produksi 40-50%, artinya planted indexnya naik, yang dulu tanam satu kali bisa menjadi tiga kali, artinya pendapatan petani naik 2- 3 kali lipat.

Kemudian ada sapi berbobot raksasa yang dinamai Gatot Kaca, salah satu sapi jenis unggul di dunia yang bobotnya bisa mencapai 1,5 ton dalam waktu dua tahun.

Sapi Belgian Blue merupakan hasil pengembangan teknologi TE (transfer embrio) sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.

“Apa maksudnya ? Kalian harus visoner, jangan berpikir terstruktur. Harus Thinking Out of The Box, berpikir yang tidak dipikirkan orang lain,” pesan Amran dengan penuh semangat.  (Rep/Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.