
Menurutnya, kentungan sangat penting secara budaya sebagai sistem informasi terutama masyarakat Jawa. Tidak harus bermakna bahaya, bergantung pada bunyi dan tempo.
Meski begitu, terkait bunyi nada dan tempo 10 ribu kentungan PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati tersebut, terdengar dengan tempo cepat tanpa jeda termasuk tanda bahaya.
“Kalau jumlah 10 ribu kentungan tiak bermakna simbol. Yang simbol adalah nada dan tempo kentongan. Apakah Bu Mega membunyikan kentongan dengan nada dan tempo tanpa jeda? Kalau iya, berarti tanda waspada,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, menjelaskan jika pemukulan kentungan ini sebagai simbolisasi agar masyarakat tersadar untuk ikut menjaga kewaspadaan, melawan intimidasi dan kecurangan yang mungkin yang terjadi di Pilpres 2024. Dan yang paling utama mengamankan suara Ganjar-Mahfud pada 14 Febuari 2024.
“Kentungan ini tradisi masyarakat secara kolektif dan simbol kewaspadaan serta hidup dalam tradisi bangsa. Masyarakat pun diajak untuk ikut berpartisipasi mengawal pemilu yang jurdil dan mengamankan suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024,” ujar Hasto, dilansir dari antara.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Masa kampanye Pemilu 2024 berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Setelah masa kampanye, ada masa tenang pada 11-13 Februari 2024. Kemudian, jadwal pemungutan suara berlangsung serentak pada 14 Februari 2024. (sls)