
Partisipasi Perempuan Sangat Penting Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Era Digital
Meski begitu, politisi perempuan Partai Golkar itu juga menilai ada tantangan bagi kaum perempuan di era digital. Seperti kurangnya akses perempuan terhadap informasi. “Masih berkembangnya stereotype dan labeling bahwa urusan domestik merupakan tanggung jawab perempuan,” katanya.
“Kemampuan perempuan sering diremehkan dibanding laki-laki, hal ini mengakibatkan sulitnya perempuan untuk menempati posisi strategis,” lanjutnya.
Meutya Hafid mengatakan, DPR sendiri berkomitmen mendorong mitra kerja dalam hal ini pemerintah di bidang komunikasi dan informatika untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan.
Sementara itu, Direktur Tata Kelola Aplikasi Informarika, Mariam F Barata mengatakan tidak dapat dipungkiri hampir di setiap kehidupan di era digital membutuhkan data pribadi. “Pemanfaatan data pribadi memerlukan tata kelola yang baik dan akuntabel dalam pemrosesannya,” ujar Mariam.
Mariam juga mengungkapkan ada beberapa tantangan perlindungan data pribadi terhadap perempuan. Diantaranya publikasi data pribadi yang berlebihan di media sosial, kurangnya kesadaran pengamanan seperti autentifikasi dan update pasword berkala serta ketakutan untuk melaporkan kegiatan penyalahgunaan data pribadi.
Pada bagian lain, Mariam juga mengingatkan angka kasus kekerasan berbasis gender siber (ruang online/siber) yang dilaporkan langsung ke Komnas Perempuan yaitu dari 241 kasus pada tahun 2019 naik menjadi 940 kasus di tahun 2020.
“Meningkatnya angka kasus kekerasan berbasis gender di ruang online/gender sepatutnya menjadi perhatian serius semua pihak,” katanya. (Red)