Pengakuan Mengejutkan Para Demonstran di Depan Kantor BPN Lumajang

Nasional

LUMAJANG, Harnasnews.com – Aksi demo yang terjadi didepan kantor BPN Lumajang pada Rabu (19/8/2020) siang yang dilakukan oleh sekelompok massa yang mempersoalkan kasus penambangan ternyata banyak peserta aksi yang tidak tau maksud yang dituntutnya.

Hal itu berdasarkan pengakuan bebeberapa orang yang mengejutkan, di mana di antaranya ada yang mengaku tidak tahu maksud dan tujuan berunjuk rasa didepan kantor BPN tersebut.

Seperti kata Rohman, warga selok awar-awar yang turut serta dalam aksi demo mengaku tidak tahu menahu maksud dan tujuan aksi demo.

“Pokoe di ajak, ngoten,” ucapnya dalam logat jawa yang artinya ‘pojoknya di ajak gitu’.

Hal senada juga disampaikan oleh Sahar, warga Desa Selok Anyar. Bahkan, ia mengutarakan jika akan adanya aksi demo tersebut, dirinya mengatasnamakan rakyat merasa ditipu.

“Aslina rakyat panika etipu. Acaranya ngajek genika benni acara demo ke tambak, acara masalah pasir, termasuk kartu kendali. Mon tak norok demo tak olle alako pasir pole, senika aslina acara genika,” ucap Sahar, dalam bahasa Madura.

Di mana diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa, artinya rakyat itu ditipu, acaranya ngajak bukan acara demo tambak, masalah pasir, termasuk kartu kendali. Kalau tidak ikut demo tidak boleh bekerja pasir lagi begitu acara itu aslinya.

Terpisah salah satu dari korlap demo, Nawawi, juga mengaku terkejut ketika mendengar bahwa yang di perjuangkan pada aksi demo tersebut berbeda dengan tujuannya. Menurutnya aksi demo yang ia lakukan dalam rangka memprotes PT Luis yang disinyalir ada banyak pelanggaran.

“Yang ikut demo itu kan dari berbagai tempat, diantaranya dari bago dari pasirian dari pandan arum dari pandan wangi, itu kan banyak orangnya, yang dari pandan arum saya tidak tahu, tujuannya ikut kemarin ndak tahu,” ucapnya, Kamis (20/8/2020).

Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, tidak ada singkronosasi antar korlap dan diduga memiliki tujuan masing-masing. “Kalau dari pihak saya jelas, karena yang saya advokasi masyarakat,” ungkap Nawawi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika GEMPAR mempermasalahkan terkait cemoro sewu dan sudah berkirim surat ke DPRD. Menurutnya cemoro sewu ada sebelum PT Luis. Karena ada kesamaan sehingga membuat satu aliansi.

“Namun pada kenyataannya, dirilis yang banyak di keluarkan kemarin itu tidak spesifikasi, cemoro sewu tidak terikut didalamnya, saya tidak terima itu sebenarnya, karena sebenarnya tuntutan saya sebenarnya terkait cemoro sewu, jadi ada dua kepentingan,” ujarnya.

“Yang mengawal PT Luis itu secara lingkungan saya, karena di pesisir, takut melanggar lingkungan dan lain sebagainya. Seiring perjalanan waktu yang dilakukan PT Luis itu kan mereklamasi bekas tambang ilegal yang ditinggalkan pra salim kancil itu, saya anggap baik itu, saya terima kasih keberadaan PT Luis itu, namun di akhir-akhirnya itu ternyata melampaui sempadan pantai. Terkait tanah salim kancil itu saya tidak mau masuk kesana karena itu persoalan pribadi, ini murni lingkungan dan advokasi masyarakat. Diluar itu nanti akan saya bahas di forum. Kalau terpaksa saya akan keluar dari aliansi ini, begitu,” pungkasnya.(Heri)

Leave A Reply

Your email address will not be published.