Pengembangan  Klasterisasi Konektifitas Destinasi Ekowisata Terpadu  Teluk Saleh  Labuhan  Jambu

"Kelanjutan dari ide - ide besar H. Johan Rosihan dalam menata, membangun, pengembangan dan sistem klasterisasi Ekowisata Labuhan Jambu Teluk Saleh."

Penulis: Rusdianto Samawa, Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (FNI)

SUMBAWA,Harnasnews.com – Jika tertuju pada judul tulisan ini. Maka, kita juga harus mendefinisikan secara gamblang yang berkaitan dan berkelindan antara satu sektor dengan sektor linnya. Pentingnya konsep ekowisata untuk pengembangan sistem klasterisasi Labuhan Jambu Teluk Saleh.

H. Johan Rosihan memberi pandangan yang dinilai sangat cocok dan mendasar melalui sistem Klaster. Mengapa harus klaster? karena wilayah Labuhan Jambu dikelilingi oleh beberapa pulau-pulau kecil yang aspek wisatanya sama-sama memiliki potensi besar untuk berkembanga. Pasalnya, Labuhan Jambu perlu dipacu lebih kuat dalam mendorong tingkat kepuasan dan kecenderungan wisatawan dunia yang telah bergeser ke arah ekowisata.

Sehingga pengembangan ekowisata, menurutnya: memakai sistem klasterisasi sangat ideal sekali kedepannya. Sebab, kawasan klasterisasi itu memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang menjadi daya tarik.

Apalagi, pemaparan konsep strategis dalam pikiran-pikiran besar H. Johan Rosihan bahwa konektivitas antar pulau-pulau Rakit, Tambora, Depiai, Olat Runtung, Nangga Perung dan Garegat (wisata garam) yang bisa terkoneksi secara simultan.

Selain Itu, pemerintah harus terlibat aktif untuk konektivitas dan harmonisasi antar destinasi sehingga sistem klasterisasi itu dilakukan agar masyarakat sekitar dapat saling mendukung dan menguatkan bukan menimbulkan persaingan. Lagi pula, sistem klaster diharapkan bersinergi dengan baik, sehingga sektor ekowisata / wisata alam dapat memberikan sumbangsih yang signifikan.

Beberapa waktu lalu, H. Johan Rosihan sengaja mendatangi Gili Rakit untuk mendapat view (pandangan) dan pikiran yang murni sehingga dapat mengamati guide Ekowisata ikan Hiu Paus di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan demikian, H. Johan Rosihan bisa berkesimpulan sebagai Ranger Whale Shark yang bernilai tinggi dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan sektor lainnya. Namun demikian, membangun pariwisata harus banyak aktivitas yang dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan.

Pilihan jalan H. Johan Rosihan untuk eksplorer ide dan menata sistem ekonomi sosiasi budaya dan pembangunan masa depan Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu, adalah: ekologi (ecotourism) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable tourism development) dalam bentuk ekowisata.

Pilihan kedua konsep tersebut, berorientasi pada ramah lingkungan dan keunikan wilayah setempat, keberhasilannya dapat diukur melalui proses intensitas ekonomi sosial budaya yang melibatkan masyarakat; siklus sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan; serta proses ekonomi yang dapat memberikan keuntungan.

Jika pendekatan ekowisata diterapkan dengan baik maka pariwisata berpotensi memberikan dampak positif yang untungkan lingkungan melalui perlindungan, konservasi dan meningkatkan nilai ekonomi, sekaligus pemberdayaan sosial dan budaya masyarakat di sekitarnya.

Kedepan dan lebih jauh lagi, program Rakit Ecotourism for Sustainable Small Island (RESIS) karena Teluk Saleh berada dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) yang kaya dengan keanekaragaman hayati bahari dan keanekaragaman hayati.

Program Rakit Ecotourism for Sustainable Small Island (RESIS) nanti bertujuan mendorong partisipasi masyarakat setempat dalam melestarikan anekaragam hayati dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Aktivitas program disusun untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui ekowisata yang mengedepankan potensi keanekaragaman hayati kelautan dan berbasis masyarakat.

Dalam diskusi beberapa kali bersama H. Johan Rosihan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi pengembangan paket ekowisata khususnya pemuda dan perempuan, sehingga semakin mahir dan mandiri mempromosikan program ekowisata Gili Rakit, mulai dari wisata bahari (diving dan snorkling), penginapan (home stay), hingga kuliner bagi masyarakat Labuhan Jambu,

Namun, program tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan, kesinambungan serta kemanfaatan dari program tersebut dengan merangkul elemen-elemen masyarakat dan pakar lingkungan dalam pengambilan keputusan.

Optimalisasi ekowisata Labuhan Jambu berbasis masyarakat pesisir dapat dijadikan upaya membantu pemerintah wujudkan kemandirian. Gagasan ini bertujuan berdayakan masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja baru, kegiatan ekonomi yang memiliki prinsip pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan sektor pariwisata.(Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.