PLN Dukung Penyediaan Listrik untuk Cold Storage

Pria yang akrab disapa Hasanitu menyebut, penghematan penggunaan listrik PLN untuk cold storage mencapai dua kali lipat. “Perbandingan penghematan antara menggunakan listrik PLN untuk cold storage dengan gensetitu 1 banding 2. Jadi sekitar 2 kali lipat biaya menggunakan genset untuk cold storage dibandingdengan listrik PLN,” urainya.

Penggunaan cold storage pun menurut Hasan juga terbukti mampu menunjang pertumbuhanbisnis nelayan setempat sekitar 5-6%. Sementara mengutip data ARPI pada Oktober 2017, kapasitas cold storage untuk perikanan mencapai 200 ribu ton, masih jauh dari kebutuhannasional yang memerlukan kapasitas penyimpanan mencapai 1,7 juta ton.

“Daerah-daerah yang urgent membutuhkan cold storage di timur yaitu NTB dari Lombok sampai Sumbawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara sampai Selatan, Maluku mencakup Ambon dan Ambon Utara, lalu Papua di Sorong dan Timika. Demikian jugadaerah Sumatera membutuhkan cold storage untuk hasil pertanian seperti Lampung, Palembang, dan Riau yang besar produksi peternakannya,” urainya.

Lebih Urgent di Wilayah Indonesia Timur

Made menambahkan, PLN juga sudah menyiapkan fasilitas kelistrikan untuk pulau-pulau terluar di Indonesia, termasuk yang terpisah dari daratan. Untuk  itu sistem yang digunakan adalahisland system, yang berarti sistem kelistrikan tersebut hanya berlaku di pulau atau daerahtersebut.

“Operasionalisasinya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Karena itudisesuaikan dengan sumber energi yang tersedia apakah dari energi matahari (surya), atau tenagaangin, maka akan menjadi tenaga hybrid yang menjadikannya sebagai energy mix (bauranenergi),” jelas Made.

Dengan penyediaan listrik di wilayah Indonesia Timur, maka peluanguntuk membangun cold storage, menjadi implementasi juga dari program pengadaan listrik 35 ribu MW.

Karena itu pengadaan cold storage di berbagai  sentra penangkapan ikan, secara pasti memberiruang kepada masyarakat nelayan untuk meningkatkan value dari hasil tangkapannya. Dengandemikian maka kehadiran infastruktur energi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatanpara nelayan, sekaligus juga membangun ekonomi secara inklusif,” tukas Made.

Tumiran, pakar ketenagalistrikan dari Universitas Gadjah Mada juga sependapat denganHasanuddin. Menurutnya, fasilitas cold storage harus dibangun di Indonesia bagian timur karenadi sana pusat penghasil ikan. “Tapi masalahnya listrik belum merata. Karena itu harus didoronglistrik bertumbuh di sana,” jelas Tumiran yang sekaligus anggota Dewan Energi Nasional.

Meski demikian Tumiran menyarankan, agar mengembangkan sumber daya listrik, termasuk mempertimbangkan sumber daya lokal. “Kalau bertenaga batubara sulit, karena distribusinya takcocok, terlalu jauh. Maka listrik dari biomassa bisa menjadi prioritas,” papar Tumiran. (Rep/Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.