Potensi Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Terus Bertumbuh

Politisi perempuan Partai Golkar itu mengatakan socioprenuership tidak hanya harus berpusat pada keuntungan saja, tapi juga adanya pemberdayaan masyarakat. Di samping itu, sociopreneurship merancang bisnis agar dapat menjadi masalah sosial.

“Beda dengan CSR yang hanya kewajiban hukum. Sociopreneur lahir dari sosok atau komunitas yang ingin membuat dampak positif,” katanya.

Di tempat yang sama, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan socioentrepreneur erat kaitannya dengan pilar ekonomi digital dan masyarakat digital. Dengan kata lain, lanjut dia, untuk mengembangkan talenta digital dengan kemampuan yang tidak hanya mampu untuk memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan profit, tetapi juga untuk memberikan dampak sosial bagi lingkungam di sekitarnya.

Sementara itu, Venture & Fellowship Manager Ashoka Indonesia, Rezza Brammadita mengatakan defini social entrepreneur adalah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. “Dengan kata lain, ini adalah dimana seseorang yang membangun bisnis tetapi sebagian keuntungannya digunakan untuk membangun masyarakat,” kata Rezza.

Ia mengungkapkan Ashoka adalah jaringan wirausaha sosial pertama dan terbesar di dunia, dimana jejaringnya menghubungkan sekitar 3.800 fellow di lebih dari 93 negara yang bekerja untuk mewujudkan gagasan mereka mengubah dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.