Presiden Jokowi Diminta Kaji Ulang Wacana Reshuffle Kabinet

“Saya melihat Mendikbud Nadiem Makarim sudah merancang berbagai program pendidikan yang tampaknya inovatif, dan harus segera dilaksanakan untuk mengejar ketertinggalan akibat selama pandemi yang sudah memasuki tahun kedua, cukup mengganggu kelancaran belajar-mengajar di sekolah, terutama di daerah,” katanya.

Dalam konteks program yang dibuat Nadiem, saya sependapat dengan pandangan Rocky Gerung. Perlu mendapat support semua elemen masyarakat. Terutama konsep “Merdeka Belajar” dan “Kampus Merdeka”.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sedang memasuki era disrupsi pendidikan. Dan Nadiem telah melakukan berbagai terobosan selain lewat Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, beberapa program sudah berjalan dan mendapat respon positif adalah: Program Guru Penggerak, Program Organisasi Penggerak, Program Sekolah Penggerak, dan beberapa lagi lainnya.

Selama puluhan tahun, pendidikan Indonesia tidak pernah mengalami perbaikan. Indonesia sudah jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia sekarang nomer 6 terendah di dunia.

Itu sebabnya, menurut Adhie Massardi, mengganti Nadiem adalah pilihan buruk karena akan menggagalkan visi presiden sendiri. Katanya, Presiden tidak butuh birokrat yang bekerja serial. Joko Widodo  butuh lompatan buat mengejar ketertinggalan.

“Kalau memang benar itu keinginan Presiden, maka jangan pertaruhkan kementerian pendidikan. Kalau memang Presiden mau gabungkan Riset dan Teknologi ke Kemendikbud, tinggal cari wakil menteri yang punya pola pikir sama sebagai tandemnya untuk ristek yang sejalan,” pungkas Adhie Massardi. (Mam)

Leave A Reply

Your email address will not be published.