Produsen Minyak Klaim Kebutuhan Tercukupi, Di Pasar Masih Langka Dan Mahal

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menyambangi produsen minyak goreng di kawasan Kota Bekasi

“Dan harapan kita tentunya dengan adanya perubahan- perubahan ini, antrian yang kemarin banyak terjadi pada saat operasi pasar dalam beberapa hari ke depan ini segera bisa kembali normal, yang paling penting adalah barang berada di pasar dan kebutuhan masyarakat yang banyak menggunakan minyak curah maka ketersediaan Minyak curah dan harganya akan dipantau,” katanya.

Sementara itu, Togar Sitanggang, Corporate Affairs dari Musim Mas Group menuturkan bahwa Produksi berjalan normal, sebelum dan sesudah adanya kebijakan – kebijakan dari pemerintah.

“Yang pasti tadi kita sudah sampaikan dan juga kita berikan data-datanya bahwa justru di bulan februari itu boleh dibilang volume yang tertinggi yang pernah kita lakukan, jauh diatas yang di bulan januari. Maret sekarang masih berjalan tapi semoga juga angka di maret nanti volume maret tuh hampir sama dengan yang di februari,” ungkapnya.

Penjualan pada bulan Januari, sekitar 3 juta liter, pada Februari 5,9 juta liter, tapi sampai dengan maret, kombinasi kemasan dengan curah sudah sekitar 1,7 juta liter.

“Ya itukan setengah bulan, mudah-mudahan nanti sampai dgn akhir tahun kita akan tetap berjalan normal minimum 3 juta liter kita jual selama bulan maret,” imbuhnya.

Seperti yang sudah didengar bersama dari keterangan pers Menko pak Airlangga bahwa nanti untuk minyak goreng curah ditentukan HET nya 14rb dan kemudian para produsen mendapatkan subsidi selisih antara harga keekonomian dengan harga tertinggi.

“Ini kita masih belum tahu kapan karena tadi kita sampaikan juga bahwa Permendag dan segala perangkat hukumnya sedang dipersiapkan mulai tadi malam. Saya belum cek apakah Permendagnya sudah keluar atau belum,” tukasnya.

Sejauh ini Togar menegaskan bahwa stok produksinya sudah memenuhi pasar yang ada. Menurutnya kenaikan harga juga hingga saat ini belum ada.

“Sebenarnya bukan melimpah, normal. Kalau kami disini normal, stok itu normal dan kita tidak ada kekurangan sama sekali, Kenaikan menurut saya nggak ya, normal. Kita mungkin penjualan kita akan sama dengan bulan-bulan sebelumnya sekitar 3 juta liter per bulan,” tegasnya.

Pedagang sembako di Pasar Bantargebang, Abu Salim menuturkan bahwa ketersediaan minyak goreng masih ada. Namun, ia juga menyesuaikan harga yang ia beli dari produsen.

“Dua hari ini agak terkendala, kalau selama ini lancar, dengan arti kata kita gak kekurangan, harga tergantung pasar, dari distributor minyak curah 14 ribu perkilo kita jual 16 ribu,” kata Abu Salim.

Selain minyak goreng curah, minyak goreng kemasan yang harganya masih cukup tinggi, pedagang mengeluhkan sepinya pembeli karena harga itu.

“Kemasan 38 ribu modalnya, kota jual 40 ribu per 2 liter, Kalau selama ini, pastilah dampaknya berkurangnya penjualan kita. Dengan adanya subsidi di retail, otomatis harga pasar, harusnya beli di pasar tradisional mereka beli di retail,” katanya.

Selain tingginya harga minyak goreng kemasan dari produsen dengan harga 38 ribu per dua liter, pasokan ke pasar juga ternyata dibatasi.

“Pasokan berkurang, dibatasi, itu tergantung kita tidak bisa harus sekian,

Namanya pedagang tidak ada keberatan, harga pasar mengikuti, berapa dibeli, sekian dijual, karena kita punya biaya operasional,” tukasnya. (Mam)

Leave A Reply

Your email address will not be published.