Provinsi NTT Dapat Tambahan Dana Pendidikan Rp828 Miliar

Tim Kunker Komisi X DPR melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT di Kantornya, Provinsi NTT. (dok. DPR)

KUPANG,Harnasnews.Com   – Membangun Indonesia di NTT itulah yang diharapkan  Gubernur Nusa Tenggara Timur saat Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI. Namun masih banyak kendala untuk mendukung program tersebut, antara lain mutu guru yang masih rendah karena belum sarjana serta tidak didukung sarana prasarana yang menunjang untuk pendidikan. Banyak bangunan yang sudah tidak layak dari tembok yang retak dan sudah tidak bisa dipakai  ruangannya. Hal itu merupakan temuan  Panja Standar Nasional Dikdaksmen Komisi X DPR RI ke Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, keamrin.

“Dalam rangka mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil Panja Standar Nasional Pendidikan Dasar Menenegah (SN Dikdaksmen) saya mendapatkan temuan pendidiknya kurang, sudah kurang dengan tingkat pendidikan yang rendah serta lebih dari 20 persen pendidik yang belum sarjana,” tutur Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto.

Selain itu politisi Demokrat tersebut menuturkan, kurangnya  dukungan teknologi dari jaringan internet akan berdampak pada penyelenggaraan  program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dalam kesempatan itu Komisi X DPR RI dan Direktur Pembinaan Kemendikbud menyerahkan tambahan anggaran pendidikan sejumlah Rp 828 milyar ke Gubernur NTT Frans Leburaya untuk meningkatkan dan membenahi mutu pendidikan di NTT.

Hal yang sama juga diutarakan Wakil Ketua Komisi X  Sutan Adil Hendra. Ia  menyatakan  untuk mendukung ‘Membangun Indonesia di NTT’ dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni. “Untuk mendukung SDM yang membaik dan sarana prasarana nanti anggaran pendikan akan kami tingkatkan serta saya harap Pemprov NTT memberikan informasi yang betul-betul objektif dan jangan ada yang ditutup-tutupi,” tutur Sutan.

Sementara itu politisi F-PDI Perjuangan MY Esti Wijaya menuturkan, dengan minimnya anggaran yang ada di NTT seharusnya pemprov memiliki skala prioritas terbaik dalam pembangunan pendidikan. “Secara infrastruktur sekolah secara fisik harus diperhatikan karena untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam proses belajar mengajar jangan sampai jika hujan besar sekolah akan ambruk dan akan memberikan citra buruk untuk pendidikan di Indonesia,” tutur Esti.(Grd)

Leave A Reply

Your email address will not be published.