Oleh : Yusuf Blegur
Jakarta terlalu sering membara. Tidak sekedar api yang yang menyala-nyala membakar dan melumatkan tembok dan gedung jumawa. Tumpahan darah dan tubuh ringkih yang cedera terkadang tercecer di pinggiran dan tengah kota. Desing peluru dan pukulan keras yang menciptakan keheningan dan kematian juga kerap menyelimuti penghuni jelata yang lemah dan papa.
Sikap kritis dan perhatian yang begitu besar, antusias diperlihatkan pada agenda pilkada Jakarta. Bukan hanya dari warga Jakarta, sebagian besar rakyat di seluruh Indonesia juga intens mengamatinya. Bahkan pemilihan gubernur Jakarta di bulan november mendatang tak kalah hebohnya dengan pilpres 2024 yang lalu. Apa sebabnya?, menarik untuk ditelisik dan berikut ini ulasannya.