Salah Satu Anggota Kodim 0819/Pasuruan Mengabdikan Diri Melalui Tehnik Alternative

BERITA

Anggota Kodim 0819/Pasuruan, Koptu Rahmat Hadi Susanto saat melakukan pijat Kretek Abal-Abal.

PASURUAN, Harnasnews – Salah satu anggota dari Kodim 0819/Pasuruan yang bertugas di Koramil Paserpaan, Kopral Satu (Koptu) Rahmat Hadi Susanto (41) mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat melalui salah satu tehnik Alternative kesehatan, yakni pijat tulang yang dikenal publik Kretek Abal-Abal.

Tehnik alternative kesehatan yang dimiliki Koptu Rahmat Hadi Susanto dipelajari pada awal Covid 19 pada tahun 2020, yang dipelajari dari almarhum Profesor Sukardi saat Koptu Rahmat berrugas menjadi relawan Covid 19.

“Awalnya mula saya belajar sekitar 2020, tepatnya awal covid 19. Saya kenal almarhum prosesor Sukardi, diajari tentang pemijatan karena  saya sakit penyempitan urat saraf belakang sejak tahun 2012, hingga mengalami kelumpuhan total tidak bisa berjalan. Saat itu sempat mau operasi tapi karena takut ada orang tidak bisa normal sembuhnya, dari situlah saya akhirnya dipijat oleh Almarhum Profesor Sukardi ternyata sembuh total, waktu itu saya menjadi relawan Covid 19,” tutur Koptu Rahmat pada hari Selasa (22/08/2023).

Pria kelahiran di Pasuruan 3 Juli 1982 silam itu, akhirnya penasaran terkait ilmu pemijatan Kretek Abal-Abal yang diberikan oleh Almarhum Profesor Sukardi. Sehingga beberapa bulan berlalu, dirinya mempelajari teknik-teknik pemijatan dari youtube untuk mengenal titik saraf-saraf yang berhubungan dengan pemijatan sampai mempraktekkan keahliannya kepada seorang teman yang mengalami Vertigo.

“Pertama kali saya memijat kretek Abal-Abal ke teman nongkrong yang mengalami vertigo. Alhamdulillah setelah saya pijat vertigo-nya sudah tidak kambuh, dari situlah teman-teman kantor minta di pijat, apalagi saat saya sedang piket. Masyarakat sekitar pasti hubungi saya untuk pijat, sampai pernah memijat 30 orang,” jelas Anggota Koramil Paserpan.

Saat disinggung untuk tarif yang dipatok untuk sekali pemijatan Kretek Abal-Abal, Koptu Rahmat yang berusia 41 tahun itu tidak pernah menarik ongkos untuk tenaganya.

“Saya tidak pernah menarik ongkos pemijatan, yang saya inginkan jalinan persaudaraan saja. Bila ada yang kasih berapa pun tetap saya terima, dan tidak dikasih saya tidak pernah menagih. Intinya saya juga ingin memanfaatkan waktu luang saya untuk masyarakat sebagai bentuk pengabdian saya kepada negara,” pungkas Koptu Rahmat.(Hid)

Leave A Reply

Your email address will not be published.