Transformasi Pengolahan Susu Dari Tradisional ke Moderen

Iding membandingkan industri susu sapi di Cigugur dengan yang sudah lebih besar lagi di Lembang dan Pangalengan. “Wilayah di Cigugur tidak seluas di Lembang dan Pangalengan. Bahkan, di satu kecamatan Cigugur saja ada empat koperasi yang bergerak di industri pengolahan susu. Dengan adanya empat koperasi di Cigugur, bagus untuk peternak sapi untuk memilih mana yang lebih baik dan cocok untuk dirinya. Oleh karena itu, kami akan terus meningkatkan pelayanan terhadap anggota koperasi”, tandas Iding lagi.

Butuh Sentuhan

Meski dalam pengolahan susu sudah moderen dengan memiliki teknologi canggih Milk Cooling Unit (MCU), namun Iding mengakui bahwa cara penanganan sapi perah yang dilakukan peternak masih sangat tradisional. Bahkan, 99% peternak sapi masih memakai tangan untuk memerah susu. “Kami membutuhkan sentuhan ilmu dan ternak sapi, karena selama ini hanya berdasarkan pengalaman secara otodidak”, ungkap Iding.

Beberapa kendala yang membelit, diantaranya masalah pembuangan limbah kotoran sapi yang belum terkelola dengan benar. “Kita tidak memiliki wadah khusus limbah kotoran sapi. Selama ini kita ambil jalan pintas dengan membuang ke kali, dan harus segera ditangani agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar”, ujar Iding.

Iding mengungkapkan, selama ini tidak ada perhatian dan pembinaan dari pabrik susu besar. Mereka hanya terima hasil susunya, tidak ada pembinaan khusus bagi para peternak sapi. “Harusnya nereka melakukan pendekatan ke koperasi juga peternak sapi”, tegas Iding.

Oleh karena itu, Iding menyambut baik program pembinaan dalam bentuk restrukturisasi usaha dari Kemenkop dan UKM. “Ini merupakan peluang untuk pengembangan usaha dari Kemenkop UKM. Sehingga, kita akan terus bisa melakukan penataan diri, baik dari sisi lembaga maupun peternaknya. Nantinya, kita akan tingkatkan standarisasi produk susu yang dihasilkan. Intinya, kita akan tata anggotanya, perilakunya, hingga pengurusan sapinya. Perlahan, kita melakukan transformasi dari pola tradisional menjadi moderen”, pungkas Iding.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.