Workshop Program BPRL PT. Tirta Investama Pabrik Keboncandi Mendapatkan Apresiasi Dari Berbagai Pihak

BERITA

Kendala yang dialami para petani dituangkan ke kertas yang akan menjadi pokok bahasan bersama dalam acara.

PASURUAN, Harnasnews – PT. Tirta Investama Pabrik Keboncandi (AQUA Keboncandi) yang bermitra dengan Yayasan Sekola Konang Indonesia (YSKI) menggelar Workshop Jejaring Wirausaha Tani di kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan, pada hari Selasa (20/02/2024).

Tujuan dari kegiatan Workshop yang bertemakan Beras Sehat Untuk Kemandirian Pangan, untuk mengajak para petani beralih ke Program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL) AQUA Keboncandi yang pada umumnya mengandalkan bahan kimia dalam proses pertanian.

“Ini merupakan yang digaungkan oleh PT. Tirta Investama  Pabrik Keboncandi (AQUA Keboncandi), agar para petani bisa mulai meninggalkan pemakaian bahan kimia dalam proses bertani. Pada intinya dengan beralihnya petani melaksanakan BPRL bisa mengurangi biaya dalam proses menanam padi,” jelas Ketua YSKI, Purjoko.

Acara dibuka oleh Program Manager Reg-Agriculture DANONE, Budi Raharjo melalui Zoom, yang menyampaikan projek dari PT. Tirta Investama Pabrik Keboncandi untuk menumbuh kembangkan Beras Sehat melalui Program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL).

Dilanjutkan dengan pemberian materi dari LSP Pertanian Seloliman Khoirul Arifin, yang menerangkan Pres Test bertani ideal, Elaborasi Nara Sumber, dan FGD (realita lapangan, mencari gap bertani ideal, diskusi solutif penyelesaian masalah, kontribusi para pihak).

“Disini pentingnya para petani untuk mengetahui tanda munculnya hama dan penyakit yang ada didalam sawah, supaya cepat melakukan penanggulangan. Petani juga harus menerapkan teknologi yang sesuai dengan keadaan serta kondisi lahan pertanian, maka perlu adanya pendampingan dan kajian,” ucap Khoirul Arifin.

Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan yang di wakili Ani Fitriayah, FJP Penyuluh Petanian Kab. Pasuruan juga menerangkan materi yang hampir sama dengan yang disampaikan oleh LSP Pertanian Seloliman.

“Saya lebih menerangkan Sarana Produksi Pertanian (Saprodi) dan petani juga harus bisa menjual hasil panennya, sehingga petani bisa melakukan usaha mandiri yang berkesinambungan,” ujar Ani.

Pada acara, Kepala UPT SDA WS Welang Pekalen, Provinsi Jawa Timur Anton Dharma yang menyempatkan hadir, karena daerah irigasi diwilayah rejoso yang mencapai lebih dari 1000 hektar merupakan daerah irigasi kewenangan Provinsi Jawa Timur.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif dalam pemanfaatan air, utamanya dengan pemanfaatan sumur bor artesis yang kebanyakan tidak maksimal, jadi penerapannya harus adanya ketersediaan air, bangunan irigasi, managemen (pengelolaan), pelaksana dalam melaksanakan perhitungan debit air yang dibutuhkan, dan kelembagaan ke irigasian,” ungkap Anton.

Anton berharap, dengan kegiatan ini yang menitik beratkan pada program BPRL menumbuh kembangkan pertanian, sehingga bisa mewujudkan ketahanan pangan dan tercapainya swasembada.

Dekan Fakultas Pertanian Unmer Pasuruan, A. Zainul Arifin senada dengan yang disampaikan dalam acara yang mengajak para petani ikut berinteraksi dengan para nara sumber.

“Kegiatan ini memiliki banyak manfaat, karena petani tidak hanya diberikan materi. Tapi sepanjang forum, petani terus berinteraksi dengan nara sumber sesuai dengan pengalaman para petani. Sudah ada program di fakultas pertanian yang mengharuskan mahasiswa yang turun langsung dalam mendampingi para petani,” ujar Zainul.

Diketahui pada sesi awal acara, seluruh petani yang hadir dalam acara diberikan secarik kerta untuk di isi oleh petani, terkait kendala yang dialami petani saat menanam padi di sawah yang meliputi dari kategori kondisi ideal proses tanam, saprodi, analisa usaha dan irigasi.(Hid)

Leave A Reply

Your email address will not be published.