Tentang Demokrasi Kita

Oleh : Sendi Akramullah Sekjen FKPPMS

MATARAM,Harnasnews.com – Mencoba menguraikan produksi Akal Sehat saya, menyelami apa yang sesungguhnya menjadi persoalan dalam Tubuh bangsa. Suasana Kebathinan Bangsa yang sampai hari ini masih dalam Kebingungan.

Sebulan sudah Pesta demokrasi berlalu Namun masyarakat masih tersandra dalam syahwat politik yg tinggi. Demokrasi ku dan Demokrasi kita semua telah kehilangan Kompas, Akibat sikap Pragmatis dan hedonis aktor-aktor Bangsa.

Hal utama penyebab itu semua adalah kita Lupa Akan Budaya Bangsa, Budaya Daerah atau yg disebut Kearifan Lokal. Hal demikian Menjadi Pemicu terjadinya perpecahan. Kita seakan akan menolak Bahwa Negara ini didirikan dengan Pondasi Kultural.

Kata Maju Nyaris menjadi Momok ditengah masyarakat Indonesia lantaran tak lagi percaya. salah seorang pemikir sejati kebudayaan R. Sutomo berpendapat bahwa sebagai orang Timur, kebudayaan Timur harus mendapat tempat penuh. Pendidikan pun harus disampaikan dengan cara Timur karena sifatnya yang menjiwai semangat dan kekhasan masyarakatnya yang komunal.

Pemikir yang lain menawarkan sebuah penggabungan antara Barat dan Timur. Menggabungkan saripati Barat lewat civilization yang termanifestasi dalam teknik dan culture Timur yang menjadi akar dan tak terpisah dari bangsa dan budaya Indonesia.

Menarik juga ketika ide yang disampaikan hampir 80 tahun yang lalu masih relevan keadaan saat ini. Percaturan politik menggerus budaya nasional dan semakin membawa bangsa ini meninggalkan kearifan lokal dan nasional. Cita-cita nasional dan kerjasama bukan menjadi prioritas lagi. Orang lebih tertarik untuk berjuang secara individu dan meningkatkan kualitas pribadi.

Polemik Kebudayaan ini salah satu bukti bahwa Indonesia berdiri tegak atas kebudayaan. para pemikir terdahulu mempunyai kepercayaan bahwa bangsa ini akan menjadi bangsa besar dan oleh karena itu konsep tentang berbudaya pun penting untuk dirumuskan.

Ki Hadjar Dewantara menyadari bahwa keinginan manusia terhadap pergantian adat adalah naluriah dan alamiah. Manusia menginginkan perubahan yang merupakan manifestasi keadaan “alam” dan “zaman” dan sebagai makhluk berakal, manusia memiliki kuasa untuk melakukan perubahan itu.

Uraian panjang pemikiran para pemikir terdahulu Bukan sebuah hal yang salah dan patut kita salahkan. Mereka seperti itu karena mereka sadar bahwa hal utama yg harus dijaga dan isolasi dengan baik adalah Kebudayaan. Menjaga Marwah bangsa yang sesungguhnya adalah dengan melestarikan kebudayaanya. Gotong Royong Kita kembalikan sebagai asas dalam kehidupan.

Apa yang menarik dalam Produksi Akal sehat ini Bahwa Tanah INTAN BULAENG (SAMAWA) sedang mengalami Persoalan yang sama. Ia ibaratkan Indonesia Kecil yang Memancing Nalar saya untuk mengulas Tentang Budaya.

Kembalikan Arwah Tanah Kelahiranku kepada Jasadnya.

Jangan kalian renggut begitu saja.  Aku rela Berdarah-darah untuk mempertahankannya. Karena jiwaku masih mengakar Dalam samangat Sabalong Samalewa.(Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.